21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

menyerahkannya kepadamu untuk dipotong Dan lebih jauh, jika saya melihat salah<br />

seorang anak saya tercemar olehnya, saya tidak akan menyayangkannya.... Saya akan<br />

menyerahkannya dan mengorbankannya kepada Allah.” Air matanya me-nyumbat katakatanya<br />

dan seluruh hadirin menangis, dan dengan suara bulat berseru, “Kami mau hidup<br />

dan mati demi agama Katolik!”—D’Aubigne, “History of the Reformation in the Time of<br />

Calvin,” b. 4, nsl 12.<br />

Kengerian menutupi bangsa yang menolak terang kebenaran. “Kasih karunia yang<br />

membawa keselamatan” telah tampak; tetapi Perancis, setelah memandang kuasa dan<br />

kesuciannya, setelah beribu-ribu orang yang telah ditarik oleh keelokan Ilahi, setelah kotakota<br />

dan desa-desa diterangi oleh sinamya, telah meninggalkan dan memilih kegelapan lebih<br />

daripada terang. Mereka telah menolak karunia surgawi yang ditawarkan kepada mereka.<br />

Mereka telah mengatakan yang jahat itu baik, dan yang baik itu jahat, sampai mereka jatuh<br />

menjadi korban penipuan diri sendiri. Sekarang, walaupun mungkin mereka percaya bahwa<br />

mereka sedang melakukan pekerjaan Allah dalam menyiksa umat-Nya, namun<br />

kesungguhsungguhan mereka itu tidak membuat mereka tidak bersalah. Mereka telah<br />

dengan sengaja menolak terang yang akan menyelamatkan mereka dari penipuan, dari<br />

penodaan jiwa mereka dengan dosa penumpahan darah.<br />

Mereka telah bersumpah untuk menumpas bidat di katedral yang besar, di mana hampir<br />

tiga abad kemudian, “Dewi Pemikir” akan dinobatkan bangsa itu yang telah menolak Allah<br />

yang hidup. Sekali lagi arak-arakan dibentuk dan utusan Perancis pergi memulai pekerjaan<br />

yang mereka telah bersumpah untuk melakukannya. “Tiang-tiang gantungan didirikan<br />

dalam jarak yang berdekatan, tempat membakar hidup-hidup orang-orang Kristen Protestan<br />

tertentu. Dan telah diatur, agar tumpukan kayu api dinyalakan pada waktu raja mendekat,<br />

dan arak-arakan harus berhenti meyaksikan pelaksanaan hukuman mati itu.”—Wylie, b. 13,<br />

psl. 21. Rincian penganiayaan yang ditanggung oleh saksi-saksi Kristus itu terlalu ngeri<br />

untuk diceritakan kembali, tetapi para korban itu sedikit pun tidak goyah. Pada waktu<br />

didorong untuk menarik kembali imannya, seseorang justru berkata, “Saya hanya percaya<br />

pada apa yang dahulu dikhotbahkan oleh para nabi dan rasul, dan apa yang dipercayai oleh<br />

persekutuan semua orang saleh. Iman saya percaya pada Allah yang akan melawan semua<br />

kuasa neraka.”—D’Aubigne, “History of the Re-formation in the Time of Calvin,” b. 4, psl.<br />

12.<br />

Berulang-ulang arak-arakan itu berhenti di tempat-tempat penganiayaan. Setelah<br />

kembali di istana raja dari mana arak-arakan itu dimulai, orangorang ramai itu<br />

membubarkan diri, dan raja serta para pejabat tinggi agama pulang, merasa puas dengan<br />

pekerjaan hari itu, dan mengucapkan selamat kepada mereka sendiri, dan bahwa pekerjaan<br />

yang sekarang dimulai akan diteruskan sampai selesai pembasmian para bidat itu. Injil<br />

perdamaian yang telah ditolak oleh Perancis cepat atau lambat pasti akan tercabut, dan<br />

akibatnya sungguh mengerikan. Pada tanggai 21 Januari 1793, dua ratus lima puluh delapan<br />

tahun sesudah Perancis bersumpah untuk menganiaya para Pembaru, arak-arakan lain<br />

162

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!