21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

kesuraman Zaman Kegelapan, orang- orang Kristen di Afrika Tengah telah hilang dari<br />

pandangan dan dilupakan oleh dunia, dan untuk beberapa abad lamanya mereka menikmati<br />

kebebasan di dalam menjalankan kepercayaan mereka. Tetapi akhirnya Roma mengetahui<br />

keberadaan mereka, dan kaisar Abyssinia segera tertipu untuk mengakui paus sebagai wakil<br />

Kristus. Konsesi-konsesi lainpun menyusul. Dan surat perintahpun dikeluarkan untuk<br />

melarang pemeliharaan hari Sabat dengan ancaman hukuman yang paling berat. -- Lihat<br />

"Church History of Ethiopia," pp. 311,312. Tetapi kelaliman kepausan segera menjadi kuk<br />

yang sangat menyiksa, sehingga orang-orang Abyssinia memutuskan untuk melepaskannya<br />

dari leher mereka. Setelah perjuangan berat, para pengikut Roma diusir dari negara mereka,<br />

dan kepercayaan mereka yang mula-mula itu dikembalikan. Gereja-gereja bersukacita atas<br />

kebebasan mereka, dan mereka tidak pernah lupa pelajaran yang telah mereka pelajari<br />

mengenai penipuan, fanatisisme dan kekuasaan sewenang-wenang Roma. Mereka puas<br />

tinggal di daerah terpencil di negara mereka, tidak dikenal oleh dunia Kristen yang lain.<br />

Gereja-gereja Afrika memelihara hari Sabat sebagaimana dipelihara oleh gereja-gereja<br />

kepausan sebelum kemurtadannya yang sepenuhnya. Sementara mereka memelihara hari<br />

yang ketujuh menurut perintah Allah, mereka berhenti bekerja pada hari Minggu sesuai<br />

dengan kebiasaan gereja. Setelah memperoleh kekuasaan tertinggi, Roma menginjak-injak<br />

hari Sabat Allah untuk meninggikan miliknya sendiri. Tetapi gereja-gereja di Afrika yang<br />

tersembunyi hampir selama 1000 tahun, tidak ikut dalam kemurtadan ini. Pada waktu<br />

mereka berada di bawah kekuasaan Roma, mereka dipaksa mengesampingkan hari Sabat<br />

yang benar dan meninggikan hari Sabat yang palsu. Tetapi segera setelah mereka<br />

memperoleh kebebasannya kembali, mereka menuruti hukum yang keempat itu. -- (Lihat<br />

Lampiran).<br />

Catatan-catatan masa lalu ini dengan jelas mengungkapkan permusuhan Romawi<br />

terhadap hari Sabat yang benar dan pembela-pembelanya, dan sarana-sarana yang<br />

digunakannya untuk menghormati lembaga yang diciptakannya itu. Firman Allah<br />

mengajarkan bahwa adegan atau tindakan-tindakan seperti ini akan terulang kembali pada<br />

waktu Katolik Roma dan Protestan bersatu untuk meninggikan hari Minggu. Nubuatan<br />

Wahyu 13 menyatakan bahwa kuasa yang digambarkan oleh binatang yang bertanduk<br />

menyerupai anak domba itu akan menyebabkan "seluruh bumi dan semua penghuninya"<br />

menyembah kepausan -- di sini dilambangkan oleh binatang yang "serupa dengan macan<br />

tutul." Binatang bertanduk dua juga akan menyuruh "mereka yang diam di bumi, supaya<br />

mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang;" dan lebih jauh, memerintahkan<br />

kepada semua, "kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba" untuk menerima<br />

"tanda" binatang itu. (Wah. 13:1-16).<br />

Telah ditunjukkan bahwa Amerika Serikat adalah kuasa yang dilambangkan oleh<br />

binatang yang bertanduk menyerupai anak domba itu, dan bahwa nubuatan ini akan<br />

digenapi bilamana Amerika Serikat memaksakan pemeliharaan hari Minggu, yang dikatakan<br />

Roma sebagai pengakuan khusus atas supremasinya. Tetapi dalam penghormatan kepada<br />

420

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!