21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

Dalam penolaknnya akan Injil yang sebenarnya membawa kesembuhan kepadanya, Perancis<br />

telah membuka pintu kepada pemberontakan dan kehancuran. Pada waktu pembatasanpembatasan<br />

hukum Allah dikesampingkan, telah diketemukan bahwa hukum-hukum<br />

manusia tidak cukup untuk menahan gelombang kuat nafsu manusia. Dan bangsa itu bangkit<br />

kepada revolusi dan anarki. Perang melawan Alkitab meresmikan suatu era yang dalam<br />

sejarah dunia disebut sebagai “Pemerintahan Teror.” Kedamaian dan kebahagiaan telah<br />

lenyap dari rumah dan hati manusia. Tak seorangpun merasa aman. Ia yang menang hari ini<br />

besok dicurigai dan dihukum. Kekerasan dan hawa nafsu merajalela.<br />

Para rohaniawan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang<br />

sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh<br />

kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang<br />

gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi<br />

Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari<br />

dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kora kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau<br />

kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan<br />

persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan<br />

kerusuhan susul menyusul, dan pnduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya<br />

tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai<br />

tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang<br />

berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu<br />

hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka , orang-orang<br />

Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan<br />

peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”<br />

Orang-orang telah belajar kekejaman dan penyiksaan yang diajarkan oleh Roma.<br />

Akhirnya telah datang hari pembalasan. Sekarang bukan murid-murid Yesus yang<br />

dilemparkan ke dalam penjara bawah tanah dan diseret ke tiang pembakaran. Murid-murid<br />

Yesus sudah lama binasa atau diusir ke pengasingan. Sekarang Roma merasakan kekuasaan<br />

kejam yang telah dilatihnya untuk bergembira dalam pekerjaan-pekerjaan penumpahan<br />

darah. “Contoh penganiayaan yang dipertontonkan oleh kaum rohaniawan Perancis selama<br />

bertahun-tahun, sekarang dibalaskan kepada mereka dengan kekerasan. Panggung-panggung<br />

pembakaran bersimbah darah para imam. Penjara-penjara dan kapal-kapal, yang pada suatu<br />

waktu di huni oleh orang-orang Huguenots, sekarang dipenuhi oleh penyiksa-penyiksa.<br />

Dirantai ke bangku dan bekerja mendayung kapal-kapal, kaum rohaniawan Roma Katolik<br />

mengalami semua bencna yang gereja mereka dengan sewenang-wenang lakukan kepada<br />

kaum bida’ahyang lemah-lembut.” — (Lihat Lampiran).<br />

“Maka tibalah waktunya bilamana undang-undang yang paling biadab dan paling kejadm<br />

diberlakukan oleh pengadilan yang paling biadab dan paling kejam, bilamana tak<br />

seorangpun diperbolehkan menyapa tetangganya atau mengucapkan doa-doanya . . . tanpa<br />

bahaya dituduh melakukan kejahatan utama yang dapat di tuntut hukuman mati; bilamana<br />

191

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!