21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

lempengan nyala api. Menara-menara yang di atas rumah yang di sepuh bersinar bagaikan<br />

paku-paku cahaya merah. Menara gerbang terbakar dengan nyala api yang membubung<br />

tinggi. Bukit-bukit di sekitar itu terang-benderang. Orang-orang memperhatikan dengan<br />

kecemasan yang luar biasa kemusnahan kaabah itu. Tembok kota bagian luar dan bukitbukit<br />

penuh dengan manusia yang sebagian pucat pasi oleh karena ketakutan dan putus asa,<br />

dan yang sebagian lagi dengan wajah marah ingin pembalasan, tetapi sia-sia. Teriakanteriakan<br />

tentera Roma yang berlari kesana kemari, dan jeritan orang-orang Yahudi yang<br />

binasa dalam nyala api bercampur-baur dengan dengan gemuruh nyala api besar dan suara<br />

membahana balok-balok dan tiang-tiang yang rubuh. Gema dari bukit-bukit memantulkan<br />

kembali teriakan orang yang berada di ketinggian. Di sepanjang tembok terdengar teriakan<br />

dan ratap tangis yang dipantulkan kembali. Orang-orang yang nyaris mati karena kelaparan,<br />

mengerahkan seluruh tenaganya yang masih sisa untuk berteriak dalam kesakitan dan<br />

keputus-asaan.<br />

"Pembantaian di dalam jauh lebih mengerikan daripada yang dapat di lihat dari luar.<br />

Laki-laki dan perempuan, tua dan muda, para pembangkang atau imam-imam, mereka yang<br />

bertempur dan yang memohon belas kasihan, telah di tebas tanpa pilih bulu dalam<br />

pembantaian itu. Jumlah yang terbunuh jauh melebihi pembunuh. Para tentera itu harus<br />

melompati tumpukan mayat-ayat untuk meneruskan penumpasan." -- Milman, "History of<br />

the Jews," buku 16. Setelah keruntuhan kaabah, kemudian seluruh kota itu jatuh ke tangan<br />

tentera Romawi. Para pemimpin Yahudi meninggalkan menara-menara benteng-benteng<br />

pertahanan kuat mereka, dan Titus -- mendapatinya dalam keadaan sunyi senyap. Ia<br />

memandanginya dalam kekaguman. Dan ia menyatakan bahwa Allahlah yang telah<br />

menyerahkan semua itu ketangannya, karena tak ada musuh, betapapun kuatnya, yang dapat<br />

menundukkan benteng yang begitu kuat. Baik kota maupun kaabah diratakan dengan<br />

fondasinya, dan tanah tempat berdirinya bangunan suci itu telah "di bajak seperti ladang."<br />

(Yer. 26:18). Dalam pengepungan dan pembantaian selanjutnya, lebih sejuta orang binasa<br />

terbunuh. Yang masih hidup dibawa sebagai tawanan, di jual sebagai budak, di giring ke<br />

Roma untuk merayakan kemenangan, dilemparkan ke binatang buas di amfiteater, atau<br />

dicerai-beraikan sebagai musafir tuna wisma di seluruh dunia.<br />

Orang-orang Yahudi telah menempa sendiri belenggu kakinya. Mereka telah mengisi<br />

sendiri cawan pembalasan. Dalam keruntuhan total yang menimpa mereka sebagai bangsa,<br />

dan dalam semua malapetaka yang menimpa mereka lebih lanjut dalam pencerai-beraian,<br />

mereka hanya menuai apa yang telah mereka tanam dengan tangan mereka sendiri. Nabi<br />

berkata, "Hai Israel, engkau telah membinasakan dirimu sendiri." (Alkitab Bahasa Inggeris,<br />

KJV, Hosea 13:9); "sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu." (Hosea 14:1<br />

Bahasa Indonesia). Penderitaan mereka sering dinyatakan sebagai hukuman yang diberikan<br />

kepada mereka oleh perintah langsung dari Allah. Dengan demikian, Setan penipu besar itu,<br />

mencoba menyembunyikan pekerjaannya. Oleh karena orang-orang Yahudi telah dengan<br />

degilnya menolak kasih dan kemurahan ilahi, menyebabkan perlindungan Allah di tarik dari<br />

19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!