21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

Ketika kelompok evangelikal bertemu untuk berkonsultasi, mereka saling memandang<br />

dengan pandangan cemas. Mereka saling bertanya. Apa yang harus kita lakukan?" Masalah<br />

terbesar dunia sekarang dalam ujian. "Akankah pemimpin-pemimpin Pembaharuan<br />

menyerah, dan menerima keputusan itu? Betapa mudahnya para Pembaharu dalam krisis<br />

seperti ini saling berbantah ke jalan yang salah! Betapa banyaknya dalih dan alasan-alasan<br />

yang masuk akalyang bisa dikemukakan untuk alasan penyerahan! Para pangeran pengikut<br />

Luther telah dijamin untuk menjalankan agamanya dengan bebas. Keuntungan yang sama<br />

telah diberikan kepada pengikut-pengikut mereka yang menerima pandangan baru, sebelum<br />

peraturan ini diluruskan. Bukankah hal ini menyenangkan mereka? Betapa banyaknya<br />

kesusahan yang bisa dihindarkan oleh penyerahan! Bahaya dan pertentangan apa lagi yang<br />

akan didatangkan oleh perlawanan bagi mereka? Marilah kita rangkul perdamaian; marilah<br />

kita menangkap tangkai pohon zaitun yang disodorkan oleh Roma, dan menutup luka-luka<br />

Jerman. Dengan argumentasi seperti ini mungkin para Pembaharu dapat menerima<br />

keputusan itu dan yang sudah pasti dikeluarkan tidak lama lagi sebagai kehancuran mereka.<br />

Dengan gembira mereka memandang kepada prinsip, pada mana persetujun itu<br />

didasarkan, dan mereka bertindak dalam iman. Apakah prinsip itu? Itu adalah hak Roma<br />

untuk memaksa hati nurani dan melarang hak bertanya dengan bebas. Tetapi bukankah<br />

mereka sendiri bersama pengikut-pengikut Prostestannya menikmati kebebasan beragama?<br />

Ya, sebagai suatu keinginan yang secara khusus ditetapkan di dalam persetujuan itu, tetapi<br />

bukan sebagai hak. Sebagaimana yang berlaku bagi semua yang berada di luar persetujuan<br />

itu, prinsip kekuasaan besar yang berlaku ialah mengatur, sedangkan hati nurani di luar<br />

pengadilan. Roma adalah hakim yang mutlak, dan harus dituruti. Penerimaan persetujuan<br />

yang diusulkan itu akan menjadi penerimaan nyata bahwa kebebasan beragama harus<br />

terbatas kepada Saxony yang telah diperbaharui.<br />

Dan bagi negeri-negeri Kristen lainnya, kebebasan bertanya dan pengakuan percaya<br />

yang diperbaharui tetap merupakan suatu kejahatan, dan harus dihukum dengan penjara di<br />

bawah tanah dan tiang gantungan. Dapatkah mereka menyetujui kebebasan beragama yang<br />

dibatasi pada suatu tempat? Yaitu mengumumkan bahwa Pembaharuan telah menobatkan<br />

orang yang terakhir?, atau memenangkan sejengkal tanah yang terakhir? Dan di mana saja<br />

Roma berkuasa pada waktu ini, di sana kekuasaannya akan tetap abadi? Dapatkah para<br />

Pembaharu berkata bahwa mereka tidak bersalah terhadap darah ratusan, bahkan ribuan<br />

orang yang telah mengorbankan nyawanya di negeri-negeri kekuasaan kepausan, dalam<br />

pelaksanaan persetujuan itu? Ini adalah suatu pengkhianatan kepada kepentingan Injil dan<br />

kebebasan negeri-negeri Kristen, pada saat yang begitu penting. -- Wylie, b. 9, Ch. 15.<br />

Sebaliknya, mereka "mengorbankan segalanya, bahkan negara mereka, mahkota mereka dan<br />

hidup mereka." -- D'Aubigne, b. 13, Ch. 5.<br />

"Mari kita tolak dekrit ini," kata para pangeran. "Dalam masalah hati nurani, orang<br />

banyak tidak mempunyai kuasa." Para deputi menyatakan, "Kita berhutang kepada dekrit<br />

tahun 1526 atas perdamaian yang dinikmati seluruh kekaisaran. Penghapusannya akan<br />

140

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!