21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

untuk menghilangkan kesusahannya. Pengakuan dosa, penyiksaan diri, semuanya adalah<br />

sia-sia. Tidak dapat memperdamaikan jiwa dengan Allah. Sementara bergumul dalam kesiasiaan<br />

ini, Calvin berkesempatan per-gi ke sebuah alun-alun untuk menyaksikan pembakaran<br />

seorang bidat. la sangat kagum melihat ekspresi kedamaian yang memenuhi wajah syuhada<br />

itu. Di tengah-tengah penyiksaan kematian yang mengerikan dan hukuman gereja yang<br />

menakutkan itu, sang martir atau syuhada itu menyatakan satu iman dan keberanian, yang<br />

bagi mahasiswa muda itu sulit untuk memban-dingkan dengan keputusasaan dan kegelapan<br />

dirinya sendiri, walaupun ia hidup dengan sangat patuh kepada gereja. Ia mengetahui para<br />

bidat itu mengalaskan iman mereka kepada Alkitab. Ia bertekad untuk mempelajari Alkitab,<br />

dan menemukan, jika mungkin, rahasia sukacita mereka.<br />

Ia menemukan Kristus di dalam Alkitab. “O, Bapa,” serunya, “pengorbanan-Nya telah<br />

meredakan murka-Mu. Darah-Nya telah mencuci ke-kotoran saya. Salib-Nya telah<br />

menanggung kutuk saya, dan kematian-Nya telah menebus saya. Kami telah berlaku bodoh<br />

dan tak berguna, tetapi Engkau menempatkan firman-Mu di hadapanku bagai obor, dan<br />

Engkau menjamah hatiku, agar saya boleh menganggap jasa-jasa lain sebagai kebencian<br />

selain jasa Yesus.”—Martyn, Jld. III, psl. 13. Calvin telah dididik untuk menjadi seorang<br />

imam. Pada usia yang baru dua belas tahun ia telah ditugaskan sebagai gembala di jemaat<br />

kecil, dan kepalanya dicukur oleh uskup sesuai dengan peraturan gereja. Ia tidak ditahbiskan<br />

dan tidak memenuhi tugas-tugas seorang imam, tetapi ia menja-di anggota para<br />

rohaniwan, dan memegang jabatan ini serta menerima tunjangan sebagaimana mestinya.<br />

Sekarang, merasa bahwa ia tidak akan pernah menjadi seorang imam, untuk sementara ia<br />

mempelajari ilmu hukum. Tetapi akhimya ia mening-galkan niatnya dan membaktikan<br />

hidupnya kepada Injil. Tetapi ia tidak mau menjadi guru bagi masyarakat. Sebagai seorang<br />

pemalu, ia dibebani dengan rasa tanggung jawab jabatan yang berat. Oleh sebab itu ia ingin<br />

terus belajar. Namun, atas permohonan sahabat-sahabatnya, akhimya ia setuju untuk<br />

menjadi guru. “Mengherankan,” bahwa seorang yang asalnya hina harus ditinggikan kepada<br />

keagungan.”—Wylie, b. 13, psl. 9.<br />

Ia memulai pekerjaannya dengan diam-diam, dan kata-katanya bagaikan embun pagi<br />

yang menyegarkan bumi. Ia telah meninggalkan Paris, dan sekarang ia berada di sebuah<br />

kota propinsi di bawah lindungan putri Margaret, yang karena mencintai Injil, memberikan<br />

perlindungan kepada muridmurid Injil itu. Calvin masih seorang pemuda dengan<br />

penampilan lemah lembut dan sederhana, tidak sombong. Pekeijaannya dimulainya di<br />

rumah orang-orang. Dengan dikelilingi oleh anggota keluarga di rumah itu ia membaca<br />

Alkitab, dan membukakan kebenaran keselamatan. Mereka yang mendengarkan pekabaran<br />

itu memberitahukan kabar baik itu kepada orangorang lain. Tidak lama kemudian guru Injil<br />

itu melewati kota ke kota-kota kecil dan desa-desa. Ia dapat masuk ke kastel dan gubuk, dan<br />

maju terus meletakkan dasar gereja-gereja yang akan menghasilkan kesaksian-kesaksian<br />

tanpa gentar bagi kebenaran.<br />

156

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!