21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

menjadi mahkota kepermaian dan perhiasan kepala yang indah-indah bagi sisa umat-<br />

Nya."(Yes. 40:5; 61:11; 28:5).<br />

Kemudian kerajaan mesias yang penuh damai dan yang telah lama dinanti-nantikan itu<br />

akan didirikan di bawah seluruh alam semesta. "Sebab Tuhan menghibur Sion, menghibur<br />

segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden, dan padang<br />

belantaranya seperti taman Tuhan." "Kemuliaan Libanon akan diberikan kepadanya,<br />

semarak Karmel dan Saron." "Engkau tidak akan disebut lagi 'yang ditinggalkan suami,' dan<br />

negerimu tidak akan disebut lagi 'yang sunyi'. Tetapi engkau akan dinamai 'yang berkenan<br />

kepada-Ku,' dan negerimu 'yang bersuami.'" "Dan seperti girang hatinya seorang mempelai<br />

melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu." (Yes. 51:3;<br />

35:2; 62:4,5).<br />

Kedatangan Tuhan telah menjadi pengharapan pengikut-pengikut-Nya yang benar<br />

sepanjang zaman. Janji perpisahan Juru Selamat di Bukit Zaitun, bahwa ia akan datang<br />

kembali, menerangi hari depan murid-murid-Nya, memenuhi hati mereka dengan sukacita<br />

dan pengharapan yang tidak bisa dihilangkan oleh kedukaan, atau diredupkan oleh<br />

pencobaan. Di tengah-tegah penderitaan dan penganiayaan, "kembalinya Allah dan Juru<br />

Selamat kita Yeusu Kristus," adalah "pengharapan yang berbahagia." Pada waktu orangorang<br />

Kristen Tesalonika dipenuhi dukacita sementara mereka menguburkan kekasihkekasih<br />

mereka, yang telah berharap tetap hidup untuk menyaksikan kedatangan Tuhan,<br />

Rasul Paulus, guru mereka, menunjukkan mereka kepada kebangkitan yang terjadi pada<br />

waktu Juru Selamat datang. Kemudian yang mati di dalam Kristus akan bangkit dan<br />

bersama-sama dengan mereka yang masih hidup menyongsong Tuhan di angkasa. "Karena<br />

itu," katanya, "hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini." (1 Tes.<br />

4:16-18).<br />

Di Pulau Patmos yang berbatu-batu, murid yang kekasih mendengar janji, Ya, Aku<br />

datang segera!" dan sambutan kerinduannya menyuarakan doa gereja dalam seluruh<br />

pengembaraannya, "datanglah Tuhan Yesus1" ( Wahyu 22:20). Dari penjara bawah tanah,<br />

dari tiang gantungan pembakaran, dari panggung-panggung hukuman mati, di mana orangorang<br />

saleh dan para syuhada bersaksi demi kebenaran, terdengarlah ucapan-ucapan iman<br />

dan pengharapan selama berabad-abad. "Diyakinkan oleh kebangkitan-Nya secara pribadi<br />

dan juga kebangkitan mereka sendiri pada kedatangan-Nya," kata seorang Kristen, "mereka<br />

menganggap remeh kematian itu, dan didapati bahwa mereka berada di atasnya." -- Taylor,<br />

Daniel T., "The Reign of Christ on Earth; or The Voice of the Church in All Ages," p. 33.<br />

Mereka rela mati, agar mereka bisa "bangkit kepada kebebasan." -- Taylor, "The Voice of<br />

the Church," p. 54. Mereka "menantikan Tuhan datang dari langit dalam awan-awan dengan<br />

kemuliaan Bapa-Nya," "membawa kerajaan kepada orang benar." Orang-orang Waldenses<br />

memegang iman yang sama." -- Idem, pp. 129-132. Wycliffe mengharapkan kedatangan<br />

Penebus sebagai pengharapan gereja. -- Idem, pp. 132-134.<br />

206

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!