21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

menyatakan pertemuan kelompok Metodis besar." -- "Journal of the Rev. Joseph Wolff," p.<br />

96.<br />

Selama dua puluh empat tahun, dari tahun 1821-1845, Wolff menjelajahi Mesir dan<br />

Abessinia di Afrika, melintasi Palestina, Syria, Persia, Bokhara dan India di Asia. Ia juga<br />

mengunjungi Amerika Serikat, dalam perjalanan untuk berkhotbah di pulau St. Helena. Ia<br />

tiba di New York pada bulan Agustus 1837, dan setelah berkhotbah di kota itu ia berkhotbah<br />

di Philadelphia dan Baltimore, dan akhirnya menuju Washington. Di sini ia berkata, "atas<br />

usul yang dikemukakan bekas presiden John Quincy Adam, dalam salah satu rapat-rapat<br />

Kongres, dengan suara bulat Kongres menyetujui Gedung Kongres saya gunakan untuk<br />

tempat ceramah. Saya berceramah di sana pada hari Sabtu dihadapan semua anggota<br />

Kongres dan juga uskup Virginia, dan para ulama serta penduduk Washington.<br />

Penghormatan yang serupa juga diberikan kepada saya oleh anggota-anggota pemerintahan<br />

New Jersey dan Pensylvania, dimana saya menyampaikan ceramah saya mengenai riset saya<br />

di Asia dan juga tentang keberadaan pribadi Yesus Kristus." -- "Journal of the Rev. Joseph<br />

Wolff," pp. 398,399.<br />

Dr. Wolf menjelajahi negeri-negeri yang paling kejam dan biadab, tanpa perlindungan<br />

sesuatu negara atau kekuasaan Eropah, menanggung banyak kesulitan dan dikelilingi<br />

banyak mara bahaya. Ia dipukuli dengan tongkat, dibiarkan kelaparan, dijual sebagai budak,<br />

dan tiga kali dijatuhi hukuman mati. Ia dihadang perampok, dan kadang-kadang hampir mati<br />

kehausan. Suatu kali semua miliknya dirampok, dan dibiarkan berjalan ratusan mil tanpa<br />

alas kaki melalui gunung- gunung, salju menerpa wajahnya, dan kakinya yang bertelanjang<br />

itu kaku karena menginjak tanah yang sudah membeku. Pada waktu ia diamarkan jangan<br />

pergi tanpa senjata di antara suku-suku yang ganas dan liar, ia menyatakan bahwa dirinya<br />

"dipersenjatai" -- "doa, semangat bagi Kristus, dan keyakinan akan pertolongan-Nya." "Saya<br />

juga," katanya, "dibekali dengan Kasih Allah dan tetangga saya dalam hati saya, serta<br />

Alkitab ditangan saya." -- Adams, W.H.D., "In Perils Oft," p. 192. Kemana saja ia pergi ia<br />

membawa Alkitab bahasa Iberani dan bahasa Inggeris sertanya. Mengenai salah satu<br />

perjalanannya yang kemudian, ia berkata, "Saya memegang Alkitab itu terbuka di tangan<br />

saya. Saya merasakan kuasa saya ada di dalam Alkitab itu dan bahwa kuasa itu akan<br />

memelihara saya." -- Idem, p. 201.<br />

Demikianlah ia bersabar di dalam pekerjaannya sampai pekabaran penghakiman itu telah<br />

disampaikan ke sebagian besar dunia yang sudah berpenduduk. Ia membagikan firman<br />

Allah dalam berbagai bahasa di antara orang-orang Yahudi, Turki, Persia, Hindu dan<br />

banyak lagi bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa lain, dan dimana-mana ia mengabarkan<br />

pemerintahan Mesias yang sudah dekat itu. Dalam perjalanannya ke Bokhara ia menemukan<br />

doktrin kedatangan Tuhan yang segera yang dipegang oleh orang- orang udik yang terpencil.<br />

Orang-orang Arab di Yaman, katanya, "memiliki buku yang dinamakan 'Seera' yang<br />

mengamarkan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali dan pemerintahannya dalam<br />

kemuliaan. Dan mereka mengharapkan akan terjadi peristiwa besar pada tahun 1840." --<br />

253

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!