21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

kepada Mu . . . . Jikalau hanya pada kuasa dunia ini aku menaruh harap, berarti segalanya<br />

sudah selesai . . . . Saatku sudah tiba, hukumanku sudah diumumkan . . . . O, Allahku,<br />

tolonglah aku melawan semua kebijaksanaan dunia ini. Tolongah Tuhan, . . . Engkau sendiri;<br />

karena ini bukan pekerjaanku, tetapi pekerjaan Mu. Tidak ada urusanku disini, tidak ada<br />

yang diperdebatkan dengan pembesar pembesar dunia ini . . . . Tetapi ini adalah urusan<br />

Mu, . . . urusan kebenaran dan kekekalan. O, Tuhan, tolonglah aku! Allah yang setia dan<br />

yang tidak berubah, aku tidak bisa menaruh harap kepada seorang manusiapun . . . . Segala<br />

yang dari manusia tidak ada kepastian. Segala yang datang dari manusia adalah<br />

kegagalan . . . . Engkau telah memilih aku untuk pekerjaan ini . . . . Berdirilah disampingku<br />

demi Anak Mu yang kekasih, Yesus Kristus, yang menjadi pertahananku, perisaiku dan<br />

bentengku yang kuat." Idem, b. 7, Ch. 8.<br />

Allah, Pemelihara yang maha bijaksana, telah mengizinkan Luther menyadari bahaya<br />

yang mengancamnya, agar supaya ia tidak menaruh harap kepada kekuatannya sendiri, dan<br />

takabur masuk kedalam bahaya. Namun bukan ketakutan penderitaan diri sendiri, ketakutan<br />

penyiksaan atau kematian yang tampaknya segera akan terjadi, yang meresahkannya. Ia<br />

menemui kemelut, dan dia merasa tidak sanggup menghadapinya. Oleh karena<br />

kelemahannya kebenaran mungkin akan menderita kerugian. Ia bergumul dengan Allah<br />

bukan untuk keselamatannya, tetapi demi kemenangan Injil. Seperti Israel, yang pada<br />

malam itu bergumul sendirian di tepi sungai, demikianlah penderitaan dan pergumulan<br />

jiwanya. Seperti Israel, ia menang dipihak Allah. Didalam ketidak berdayaannya, imannya<br />

berpegang teguh kepada Kristus, Penyelamat perkasa itu. Ia dikuatkan dengan jaminan<br />

bahwa ia tidak akan tampil sendirian dihadapan konsili. Kedamaian kembali memenuhi<br />

jiwanya, dan ia bersukacita oleh karena diizinkan untuk meninggikan firman Allah<br />

dihadapan penguasa penguasa bangsa itu.<br />

Dengan pikirannya tetap tertuju kepada Allah, Luther mempersiapkan diri menghadapi<br />

perjuangan yang menghadangnya. Ia memikirkan rencana jawaban yang akan diberikannya.<br />

Ia memeriksa tulisan tulisannya, dan mengambil bukti bukti dari Alkitab untuk<br />

mempertahankan posisinya. Kemudian, ia meletakkan tangan kirinya di atas Alkitab yang<br />

terbuka didepannya, ia mengangkat tangan kanannya ke atas, dan berjanji "tetap setia<br />

kepada Injil, dan mengakui imannya dengan bebas, walaupun harus memeteraikan<br />

kesaksiannya dengan darahnya sendiri." Idem, b. 7, Ch. 8.<br />

Ketika sekali lagi ia dituntun ke hadapan Mahkamah, tidak tampak rasa takut atau malu<br />

di wajahnya. Dengan tenang, penuh kedamaian, namun dengan berani dan penuh wibawa, ia<br />

berdiri sebagai saksi Allah diantara orang orang besar dunia. Sekarang pejabat kekaisaran<br />

menuntut keputusan Luther, apakah ia ingin menarik kembali ajaran ajarannya. Luther<br />

memberikan jawaban dengan nada yang lembut dan merendah tanpa kekerasan atau emosi.<br />

Sikapnya malu malu dan penuh hormat, namun ia menunjukkan rasa percaya diri dan<br />

sukacita, yang membuat hadirin kagum.<br />

108

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!