21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

tulang-tulangku selagi saya masih hidup. Namun begitu, saya tidak mengeluh, karena ratap<br />

tangis akan menyakitkan hati dan jiwa. Tetapi saya tak dapat mengutarakan keherananku<br />

atas kebiadaban besar seperti itu terhadap seorang Kristen.”—Ibid, hlm 151-153.<br />

Sekali lagi topan amarah meledak, dan Jerome dilarikan ke penjara. Na-mun ada<br />

beberapa orang di dalam mahkamah yang sangat terkesan dengan kata-kata Jerome, dan<br />

yang ingin untuk meyelamatkan nyawanya. Ia dikunjungi oleh para pejabat tinggi gereja dan<br />

mendorongnya untuk menyerahkan dirinya kepada konsili. Hari depan yang paling<br />

gemilang telah ditawarkan kepadanya sebagai imbalannya jika ia meninggalkan<br />

perlawanannya kepada Roma. Tetapi seperti Tuhannya pada waktu dita-warkan kemuliaan<br />

dunia, Jerome tetap teguh menolak. “Butikanlah kepadaku dari Alkitab bahwa saya ini<br />

salah,” katanya, “dan saya akan meninggalkannya untuk selama-lamanya.”<br />

“Alkitab!” Seru seorang yang mencobainya, “apakah semuanya harus diadili oleh<br />

Alkitab? Siapa yang bisa mengertinya sampai gereja menafsir-kannya?<br />

“Apakah tradisi manusia lebih layak untuk dipercaya daripada Injil Juruselamat kita?”<br />

jawab Jerome. “Paulus tidak menasihatkan orang-orang yang dikirimi surat untuk<br />

mendengarkan tradisi manusia, tetapi katanya, ‘Selidiklah Alkitab.”‘ “Bidat!” teriak<br />

seseorang, “Saya menyesal telah membujuk engkau begitu lama. Saya melihat bahwa<br />

engkau telah didorong oleh Setan.”— Wylie, b. 3, psl. 10. Tidak lama kemudian keputusan<br />

hukuman mati dijatuhkan kepadanya Ia dituntun ke tempat yang sama di mana Huss<br />

menyerahkan nyawanya Sepanjang jalan ia menyanyi, wajahnya bercahaya penuh sukacita<br />

dan ke-damaian. Pandangannya tertuju kepada Kristus, dan baginya kematian te-lah<br />

kehilangan kengeriannya. Pada waktu petugas, yang hampir menyala-kan onggokan kayu<br />

api, berjalan dibelakangnya, syuhada itu berkata, “Ma-julah dengan berani, taruhlah api itu<br />

diwajahku. Kalau saya takut saya tidak akan berada di sini.”<br />

Kata-katanya yang terakhir yang diucapkan sementara nyala api membesar<br />

disekelilingnya adalah sebuah doa, “Tuhan Yang Mahakuasa,” katanya, “kasihanilah saya,<br />

dan ampunilah dosa-dosaku, karena Engkau tahu, saya selalu mencintai kebenaran-Mu.”—<br />

Ibid, him. 168. Suaranya lenyap, tetapi bibimya tetap komat-kamit berdoa. Setelah api<br />

membakar seluruh tubuhnya, abu syuhada itu bersama tanah tempatnya, dikumpulkan dan,<br />

seperti abu jenazah Huss, dibuangkan ke Sungai Rhine.<br />

Demikianlah binasa para pembawa terang Allah yang setia. Tetapi terang kebenaran<br />

yang disiarkan mereka, terang teladan keperkasaan mereka tidak bisa dipadamkan. Bagaikan<br />

manusia yang paling kuat berusaha me-nahan peredaran matahari agar matahari fajar tidak<br />

menyingsing, tetapi bagaimana pun juga, fajar tetap terbit bagi dunia. Pelaksanaan hukuman<br />

mati Huss telah menyulut api kemarahan dan kengerian di Bohemia. Hal itu dirasakan<br />

segenap bangsa itu, bahwa ia telah menjadi mangsa kebencian para imam dan<br />

pengkhianatan kaisar. Ia dinyatakan sebagai seorang guru kebenaran yang setia, dan konsili<br />

yang memutuskan hukuman mati itu dituduh bersalah sebagai pembunuh. Ajaran-ajaran<br />

75

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!