21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

Dalam suatu himbauan kepada kaisar dan para bangsawan Jerman atas nama Reformis<br />

Kekristenan, Luther menuliskan mengenai paus; “Adalah suatu yang mengerikan<br />

memandang seseorang yang menamakan dirinya sendiri wakil Kristus, yang memperagakan<br />

keindahan dan kemuliaan yang tak seorang kaisar pun dapat menyamainya. Apakah ini yang<br />

dikatakan seperti Yesus yang malang atau seperti Petrus yang hina? Dia, mereka ka-takan<br />

adalah Tuan dunia ini! Tetapi Kristus, yang diwakilinya dengan menyombongkannya, telah<br />

berkata, ‘Kerajaanku bukan dari dunia ini.’ Dapatkah kekuasaan wakil melebihi kekuasaan<br />

atasan yang diwakilinya?”—D’Aubigne, b. 6; psl. 3. Mengenai beberapa universitas ia<br />

menulis, “Aku merasa sangat khawatir bahwa universitas-universitas akan menjadi pintupintu<br />

neraka, kecuali mereka dengan rajin menerangkan Alkitab, dan mengukirkannya di<br />

dalam hati para pemuda. Saya tidak menasihati seorang pun untuk menempatkan anaknya di<br />

sekolah yang tidak meninggikan Alkitab. Setiap lembaga pen-didikan di mana orang-orang<br />

tidak diisi dengan firman Allah akan korup.”—Ibid.<br />

Imbauan ini segera beredar ke seluruh Jerman, dan memberikan suatu pengaruh kuat<br />

kepada orang-orang. Seluruh bangsa itu telah digerakkan, dan orang banyak bangkit<br />

berkumpul di bawah panji-panji pembaruan. Penentang-penentang Luther, didorong oleh<br />

keinginan untuk membalas, memohon kepada paus agar mengambil tindakan terhadapnya.<br />

Dengan segera dikeluarkan dekrit yang melarang dan mengharamkan doktrin-doktrin Luther.<br />

Diberikan waktu enam puluh hari kepada sang Reformis dengan pengikut-pengikutnya,<br />

sesudah itu, jika mereka tidak menarik kembali pernyataannya, semua mereka akan<br />

dikucilkan dari gereja.<br />

Keadaan itu adalah suatu kemelut yang mengerikan bagi Pembaruan. Selama berabadabad<br />

keputusan pengucilan Roma telah menakutkan rajaraja yang berkuasa sekalipun.<br />

Keputusan seperti itu telah membuat kerajaan yang kuat mengalami bencana dan<br />

kehancuran. Mereka yang dijatuhi hukuman pengucilan, pada umumnya dipenuhi ketakutan<br />

dan kengerian. Mereka tidak diperbolehkan berhubungan dengan sesamanya, dan<br />

diperlakukan sebagai orang terbuang yang tidak dilindungi oleh undang-undang, dan akan<br />

diburu untuk dibinasakan. Luther tidak buta terhadap topan yang akan menimpanya, tetapi<br />

ia tetap teguh, percaya kepada Kristus yang akan menjadi penopang dan perisainya. Dengan<br />

iman dan keberanian untuk mati syahid atau menjadi syuhada ia menulis, “Apa yang akan<br />

terjadi saya tidak tahu, atau saya tidak perduli untuk mengetahuinya —Biarlah pukulan itu<br />

menghantam ke mana ia mau menghantam, saya tidak takut. Tidak sehelai daun pun yang<br />

jatuh tanpa kehendak Bapa kita. Betapa Dia lebih memeliharakan kita! Adalah suatu perkara<br />

enteng untuk mati demi Firman itu, karena Firman yang telah menjadi daging itu Sendiri<br />

juga telah mati. Jikalau kita mati bersama Dia, kita akan hidup bersama Dia. Dan melalui<br />

apa yang Dia telah lalui sebelum kita, kita akan berada di mana Dia ada dan tinggal bersama<br />

Dia selama-lamanya.”—Ibid,b. 6, Ch. 9.<br />

Pada waktu surat keputusan paus sampai kepada Luther, ia berkata, “Saya<br />

menganggapnya remeh dan menentang itu sebagai palsu, selaku seorang yang beriman<br />

95

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!