21.04.2023 Views

Kerukunan Global

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

Oleh karena itu, tidak mungkin ada pemerintahan Kristen bersama di seluruh dunia, atau bahkan di satu negara atau sejumlah besar orang. karena orang jahat selalu lebih banyak daripada orang baik. Oleh karena itu, seorang pria yang berani memerintah seluruh negara atau dunia dengan Injil akan menjadi seperti seorang gembala yang harus disatukan dalam satu kandang - serigala, singa, elang, dan domba, memungkinkan mereka untuk berbaur dengan bebas satu sama lain, mengatakan , “Layani dirimu sendiri, dan bersikap baik dan damai satu sama lain. Lipatannya terbuka, ada banyak makanan. Anda tidak perlu takut pada anjing dan tongkat.” Tidak diragukan lagi, domba-domba akan memelihara kedamaian dan membiarkan diri mereka diberi makan dan diatur dengan damai, tetapi mereka tidak akan berumur panjang. Satu binatang tidak akan bertahan hidup yang lain...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kerukunan</strong> <strong>Global</strong><br />

konsili-konsili mereka, keberanian mereka berjuang dalam peperangan, keadilan mereka<br />

membentuk hukum-hukumnya, dan agama Alkitab memperkuat intelek dan memerintah hati<br />

nurani rakyat, maka alangkah besarnya kemuliaan yang mengelilingi Perancis sekarang ini!<br />

Betapa besarnya, makmurnya, dan bahagianya negara itu — sebagai teladan bagi bangsabangsa<br />

lain.<br />

“Akan tetapi kefanatikan yang membabibuta dan tak terhindarkan mengusir dari<br />

negerinya guru-guru kebajikan, pelopor-pelopor peraturan dan pembela-pembela setia<br />

takhta kerajaan. Perancis berkata kepada orang-orang yang sebenarnya mampu membuat<br />

negeri itu ‘terkenal dan mulia’ di dunia ini, ‘mana yang engkau pilih, tiang gantungan<br />

pembakaran atau pengasingan’. Akhirnya negeri itupun mengalami keruntuhan benar-benar.<br />

Tidak ada lagi hati nurani untuk menegur, tidak ada lagi agama yang harus diseret ke tiang<br />

gantungan pembakaran. Tidak ada lagi patriotisme untuk diusir ke pengucilan.” — Wylie, b.<br />

13, Ch. 20. Dan akibatnya adalah Revousi dengan segala akibatnya. “Dengan perginya<br />

orang-orang Huguenots melarikan diri, maka terjadilah kemerosotan umum di Perancis.<br />

Kota-kota industri yang dulu bertumbuh pesat sekarang jatuh merosot tajam. Daerah-daerah<br />

subur kembali menjadi tandus. Kelambanan intelektual dan kemerosotan moral<br />

menggantikan masa kemajuan. Paris menjadi salah satu tempat orang-orang miskin, dan<br />

diperkirakan, pada permulaan Revolusi, dua ratus ribu orang yang sangat miskin<br />

mengharapkan belas kasihan dari tangan raja. Kaum Yesuit sajalah yang terus maju di<br />

negara yang sedang merosot itu, dan memerintah gereja-gereja dan sekolah-sekolah,<br />

penjara-penjara dan dapur-dapur kapal dengan kelaliman yang mengerikan.”<br />

Sebenarnya Injil akan membawa kepada Perancis penyelesaian masalah polotik dan<br />

sosial yang membingungkan para ulama dan rajanya, dan para pembuat undang-undangnya,<br />

yang akhirnya menjerumuskan bangsa itu kepada anarki dan keruntuhan. Tetapi dibawah<br />

dominasi Roma oarng-orang telah kehilangan berkat pelajaran dari Juru Selamat, yaitu<br />

pelajaran penyangkalan diri dan kasih yang tidak mementingkan diri sendiri. Mereka telah<br />

dituntun jauh dari penyangkalan diri demi kebaikan orang lain. Orang kaya tidak merasa<br />

ditegur atas penindasan mereka terhadap orang miskin. Orang miskin tidak mendapat<br />

imbalan yang setimpal atas pelayanan dan kehinaan yang mereka alami. Rasa<br />

mementingkan diri orang kaya dan orang-orang yang berkuasa bertumbuh semakin nyata<br />

dan semakin menekan. Selama berabad-abad ketamakan dan tindakan tidak bermoral para<br />

bangsawan mengakibatkan pemerasan yang sangat menghimpit para petani.<br />

Orang kaya mempersalahkan orang miskin dan orang miskin membenci orang kaya. Di<br />

beberapa daerah tanah pertanian dikuasai oleh para bangsawan, dan golongan pekerja<br />

hanyalah sebagai penyewa. Mereka bergantung kepada belas kasihan tuan-tuan tanah, dan<br />

mereka terpaksa tunduk kepada permintaan tuan-tuan tanah itu yang terlalu tinggi. Beban<br />

untuk mendukung baik gereja maupun negara terletak pada golongan bawah dan menengah,<br />

yang dibebani dengan pajak yang tinggi oleh pemerintah dan gereja. “Kesenangan dan<br />

kehendak para bangsawan dianggap sebagai hukum tertinggi. Para petani dan peladang<br />

188

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!