12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab IIIPendapatan Negaramengabaikan pengamanan hak-hak negara; (iii) operasi intelijen yaitu operasi secaratertutup untuk mengumpulkan data <strong>dan</strong> informasi terkait dengan penindakan ataspelanggaran di bi<strong>dan</strong>g cukai; (iv) penyempurnaan sistem insentif kepada orang ataukelompok orang atau unit kerja yang berjasa dalam memberantas cukai ilegal; (v)penyempurnaan desain <strong>dan</strong> feature pita cukai; <strong>dan</strong> (vi) audit cukai dengan melakukanaudit reguler atau audit investigasi.Berdasarkan hal–hal tersebut dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong> pemerintah mentargetkan penerimaancukai <strong>2008</strong> adalah Rp44,4 triliun atau 1,0 persen terhadap PDB. Jumlah ini, berartimengalami peningkatan sebesar Rp2,4 triliun atau 5,7 persen bila dibandingkan dengansasaran penerimaan cukai yang direncanakan dalam <strong>RAPBN</strong>-P tahun 2007 sebesarRp42,0 triliun (1,1 persen terhadap PDB). Target tersebut dapat dicapai dengan kebijakanpemerintah di bi<strong>dan</strong>g cukai hasil tembakau yang mendorong perbaikan daya saingindustri hasil tembakau <strong>dan</strong> mengandalkan pertumbuhan produksi alamiah yangditunjang oleh peningkatan daya beli masyarakat.Pajak LainnyaSementara itu, sasaran penerimaan pajak lainnya yang sebagian besar berasal dari beamaterai, dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2008</strong> direncanakan sebesar Rp2,9 triliun atau 0,1 persenterhadap PDB. Jumlah ini menunjukkan a<strong>dan</strong>ya peningkatan penerimaan pajak lainnyasebesar Rp0,2 triliun atau 8,3 persen bila dibandingkan dengan sasaran penerimaan yangdirencanakan dalam <strong>RAPBN</strong>-P tahun 2007. Peningkatan penerimaan pajak lainnyatersebut terutama disebabkan oleh perkiraan meningkatnya aktivitas transaksi keuangansejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat.Bea MasukPenerimaan bea masuk ditentukan oleh beberapa variabel antara lain: (i) nilai devisabayar atas impor; (ii) tarif efektif rata-rata; <strong>dan</strong> (iii) nilai tukar rupiah atau kurs. Ketigavariabel tersebut berbanding lurus terhadap peningkatan nilai penerimaan bea masuk.Pada tahun <strong>2008</strong>, rata-rata tarif bea masuk mengalami penurunan, untuk impor produkdari negara anggota ASEAN semula (tahun 2007) dari 2,7 persen menjadi 2,4 persenpada tahun <strong>2008</strong>. Demikian pula dalam kerangka ASEAN-Korea FTA dari 6,6 persenmenjadi 6,0 persen <strong>dan</strong> EPA Indonesia-Jepang dari 7,8 persen menjadi 6,25 persen.Se<strong>dan</strong>gkan untuk tarif umum atau MFN yang semula 7,8 persen menjadi 7,6 persen.Penurunan tarif ini diharapkan akan meningkatkan nilai impor dari negara mitra dagang,sehingga dapat meningkatkan penerimaan perpajakan lainnya, baik PPN maupun PPh.(lihat Tabel III.18)Nilai tukar Rupiah terhadap US$ menjadi salah satu variabel Nilai Dasar PerhitunganBea Masuk (NDPBM). Dalam tahun <strong>2008</strong>, kurs rata-rata Rupiah yang digunakan dalamperhitungan Bea Masuk per US$1 sebesar Rp9.100.Sasaran penerimaan Bea Masuk <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong> diperkirakan akan mencapai Rp14,9 triliunatau 0,3 persen terhadap PDB. Jumlah ini berarti meningkat sebesar Rp0,5 triliun atauIII-40 NK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!