12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Perkembangan Ekonomi <strong>dan</strong> Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>Bab IIpenganggaran karena pengusulan anggaran pada setiap Kementerian/Lembaga tidaklagi sekedar membuat daftar keinginan (wish list), namun juga didorong untukmemformulasikan program/kegiatan secara realistis, matang, <strong>dan</strong> rinci, berdasarkanbatas-batas ketersediaan anggaran (fiscal constraint) yang ada pada tahun berjalan <strong>dan</strong>pada tahun-tahun mendatang. Ketiga, KPJM dapat mendorong pengalokasian sumber<strong>dan</strong>a agar lebih rasional <strong>dan</strong> strategis. Hal ini dikarenakan a<strong>dan</strong>ya keterbatasan sumber<strong>dan</strong>a (resources envelope) akan mendorong Kementerian/Lembaga untukmengalokasikan <strong>dan</strong>a kepada program/kegiatan yang dapat memberikan dampak palingmaksimal dalam pencapaian tujuan <strong>dan</strong> sasaran kebijakan. Keempat, meningkatkankepercayaan masyarakat kepada Pemerintah dengan pemberian pelayanan yang optimal<strong>dan</strong> lebih efisien, karena KPJM memberikan informasi <strong>dan</strong> gambaran pengalokasian<strong>dan</strong>a dalam periode jangka menengah. Bagi pimpinan <strong>dan</strong> pengelola Kementerian/Lembaga, KPJM dapat memberikan manfaat berupa: pertama, meningkatnyapredictability <strong>dan</strong> kesinambungan pembiayaan suatu program/kegiatan. Kedua,memudahkan kerja perencanaan Kementerian/Lembaga pada tahun-tahun berikutnya.Ketiga, mendorong peningkatan kinerja Kementerian/Lembaga dalam memberikanpelayanan kepada publik.Secara umum penyusunan KPJM yang komprehensif memerlukan suatu tahapan prosespenyusunan perencanaan jangka menengah yang meliputi: (i) penyusunan proyeksi/rencana kerangka ekonomi makro untuk jangka menengah (medium termmacroeconomic framework, MTMF); (ii) penyusunan proyeksi/rencana kerangka/ targettargetfiskal (seperti tax ratio, defisit, <strong>dan</strong> rasio utang pemerintah) jangka menengah(medium term fiscal framework, MTFF), (iii) rencana kerangka anggaran (penerimaan,pengeluaran, <strong>dan</strong> pembiayaan) jangka menengah (medium term budget framework,MTBF) yang menghasilkan pagu total belanja pemerintah (resources envelope),(iv) pendistribusian total pagu belanja jangka menengah kepada masing-masingKementerian/Lembaga (line ministry ceilings), <strong>dan</strong> (v) penjabaran pengeluaran jangkamenengah masing-masing Kementerian/Lembaga kepada masing-masing program <strong>dan</strong>kegiatan berdasarkan indikasi pagu jangka menengah yang telah ditetapkan. Tahapanpenyusunan proyeksi/rencana (i) sampai dengan (iv) seringkali disebut proses top-downse<strong>dan</strong>gkan tahapan (v) seringkali disebut sebagai proses bottom- up.Selanjutnya, estimasi pengeluaran Kementerian/Lembaga dalam jangka menengah palingtidak harus menunjukkan: (i) level pengeluaran saat ini; (ii) tambahan pengeluaranyang diperlukan untuk menyediakan tingkat <strong>dan</strong> kualitas pelayanan yang sama padamasa yang akan datang (misalnya untuk menjaga rasio guru <strong>dan</strong> murid dalam satukelas pada suatu jenjang pendidikan); (iii) tambahan pengeluaran atau penghematanpengeluaran (saving), apabila cakupan <strong>dan</strong> kualitas pelayanan akan diubah berdasarkankeputusan yang diambil oleh Pemerintah.Proses penyusunan KPJM harus terintegrasi dengan mekanisme penganggaran tahunan,yang secara garis besar mencakup tiga tahapan sebagai berikut: pertama, tahun pertamadari proyeksi KPJM digunakan sebagai dasar dari proses penyiapan anggaran tahunanberikutnya. Kedua, penentuan pagu belanja untuk Kementerian/Lembaga. Setelahresources envelope untuk tahun anggaran yang se<strong>dan</strong>g dipersiapkan ditetapkan makaakan terlihat kesenjangan yang tersedia bagi kebijakan baru. Dengan batasan fiscalconstraint yang ada, Kementerian/Lembaga berupaya untuk mendapatkan alokasiNK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>II-61

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!