12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab II Perkembangan Ekonomi <strong>dan</strong> Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>peningkatan aktivitas konsumsi <strong>dan</strong> investasi. Sementara itu dari sisi belanja, kebijakanalokasi anggaran diharapkan dapat secara langsung mendorong percepatan pertumbuhanekonomi dalam rangka mengatasi masalah pengangguran <strong>dan</strong> kemiskinan.Untuk mengetahui dampak langsung besaran-besaran APBN dalam permintaan agregat,transaksi-transaksi pengeluaran APBN dipilih <strong>dan</strong> dikelompokkan dalam transaksi yangdapat dikategorikan sebagai pengeluaran konsumsi Pemerintah <strong>dan</strong> pembentukan modaltetap bruto Pemerintah. Secara rinci, berbagai variabel yang dikategorikan dalam keduajenis pengeluaran tersebut dapat dilihat dalam Tabel II.7.APBN merupakan salah satu komponen yang penting dalam pembentukan PDB melaluibesaran konsumsi Pemerintah <strong>dan</strong> PMTB. Dalam tahun <strong>2008</strong>, komponen konsumsipemerintah dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong> diperkirakan mencapai Rp377,2 triliun atau sekitar 8,8persen terhadap PDB. Secara nominal, besarnya konsumsi pemerintah dalampembentukan PDB lebih tinggi dibandingkan konsumsi pemerintah dalam <strong>RAPBN</strong>-P2007 sebesar Rp334,8 triliun (8,8 persen terhadap PDB). Penyumbang terbesar dalampembentukan konsumsi pemerintah adalah komponen belanja barang <strong>dan</strong> jasa olehPemerintah Daerah yang mencapai sekitar Rp183,5 triliun, lebih tinggi dibandingkan<strong>RAPBN</strong>-P tahun 2007 sebesar Rp170,5 triliun. Kecenderungan meningkatnya kontribusibelanja barang <strong>dan</strong> jasa daerah sejalan dengan komitmen Pemerintah dalam upayapemantapan pelaksanaan desentralisasi fiskal serta perkembangan positif dalamperekonomian nasional. Komponen belanja barang <strong>dan</strong> jasa daerah ini diasumsikansebesar 67,5 persen dari <strong>dan</strong>a perimbangan <strong>dan</strong> otonomi khusus, se<strong>dan</strong>gkan selebihnyamerupakan belanja modal daerah.Sementara itu, PMTB Pemerintah dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong> mencapai Rp189,9 triliun atausekitar 4,4 persen terhadap PDB, lebih tinggi dibandingkan <strong>RAPBN</strong>-P 2007 sebesarRp150,4 triliun (4,0 persen terhadap PDB). Sumber utama PMTB Pemerintah dalamtahun <strong>2008</strong> dari belanja modal Pemerintah Pusat <strong>dan</strong> Daerah. Dalam tahun <strong>2008</strong>, belanjamodal oleh Pemerintah Pusat mencapai sekitar Rp101,5 triliun (2,4 persen terhadap PDB),se<strong>dan</strong>gkan belanja modal oleh Pemerintah Daerah mencapai sekitar Rp88,3 triliun (2,1persen terhadap PDB). Persentase belanja modal Pemerintah Pusat terhadappembentukan PDB dalam <strong>RAPBN</strong> Tahun <strong>2008</strong> diproyeksikan meningkat pesatdibandingkan <strong>RAPBN</strong>-P Tahun 2007, yaitu mencapai 2,4 persen terhadap PDB darisebelumnya 1,8 persen terhadap PDB. Meningkatnya belanja pemerintah, khususnyabelanja modal sejalan dengan upaya Pemerintah untuk memberikan stimulus fiskal secaraterukur dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi. Dengan belanja pemerintahyang lebih tinggi dalam tahun <strong>2008</strong>, diharapkan dapat menggairahkan kegiatan ekonomimasyarakat, sehingga dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan <strong>dan</strong> mengurangijumlah penduduk miskin.Berdasarkan data realisasi PDB tahun 2006, total PMTB (pemerintah <strong>dan</strong> swasta)menyumbang sekitar 24,0 persen terhadap PDB. Dengan asumsi rasio PMTB terhadaptotal PDB pada tahun <strong>2008</strong> relatif sama dengan tahun 2006, serta kontribusi PMTBpemerintah dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong> diperkirakan sebesar 4,4 persen, maka selebihnya(sekitar 19,6 persen) diharapkan berasal dari sektor swasta. Dengan kondisi ekonomimakro yang diperkirakan cukup stabil serta didukung dengan upaya-upaya pemerintahuntuk meningkatkan iklim usaha <strong>dan</strong> investasi, diharapkan akan terjadi peningkataninvestasi swasta yang cukup berarti dalam tahun <strong>2008</strong>.II-52 NK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!