12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab VIPembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, <strong>dan</strong> Risiko Fiskal6.1.6. Implikasi Pembiayaan terhadap Kesinambungan FiskalKonsep kesinambungan fiskal secara umum mengandung pengertian tentang kondisi dimanastruktur APBN yang secara dinamis mampu menjalankan fungsi sebagai stabilisator dalamperekonomian serta mampu memenuhi berbagai beban pengeluaran atau kewajiban, baikyang eksplisit maupun implisit untuk saat ini <strong>dan</strong> yang akan datang secara aman. Sebagaiindikator ketahanan fiskal ditunjukkan oleh defisit APBN yang berada pada tingkat yangrelatif rendah <strong>dan</strong> dapat dikelola (manageable) serta diiringi oleh rasio kewajiban jangkapanjang terhadap PDB yang makin menurun.Pembiayaan yang berasal dari utang yang jumlahnya semakin besar dengan jenis instrumenyang sangat beragam, akan berdampak langsung terhadap kinerja pengelolaan fiskalmengingat, antara lain: (i) besarnya belanja bunga utang dalam APBN, misalnya selamaperiode tahun 2000-2007 rata-rata 3,3 persen terhadap PDB per tahun <strong>dan</strong> lebih besar daribelanja modal yang besarnya rata-rata 2,2 persen terhadap PDB per tahun, (ii) potensirisiko fiskal yang dapat menambah beban keuangan negara akibat terjadinya depresiasirupiah <strong>dan</strong> volatilitas suku bunga, serta perubahan sentimen pasar (iii) kebutuhan <strong>dan</strong>ayang semakin besar untuk refinancing utang dapat memberikan tekanan terhadap aruskas Pemerintah.Selain itu, apabila tanpa disertai pengelolaan yang memadai <strong>dan</strong> upaya pengembangankapasitas pasar SBN yang optimal, penggunaan utang yang semakin besar sebagai sumberpembiayaan akan berakibat, antara lain, pada: (i) terjadinya crowding-out bila kapasitaspasar modal domestik belum mampu untuk menyerap seluruh kebutuhan refinancing utangyang jatuh tempo. Crowding-out menyebabkan kenaikan biaya utang (imbal hasil/yield)atau penurunan harga pasar SBN. Koreksi harga secara tajam secara potensiil dapat memicukrisis di pasar SBN <strong>dan</strong> pasar obligasi korporasi. Krisis dapat meluas ke seluruh sektor finansialakibat turunnya nilai marked to market dari SBN, mengingat sektor perbankan <strong>dan</strong> investorasing pada Juni 2007 memiliki sekitar 75,6 persen dari nilai SUN yang tradable sebesarRp454,8 triliun; (ii) pasar SBN menjadi rentan terhadap terjadinya pembalikan modal bilaterjadi turbulensi di pasar, mengingat investor asing memiliki SBN sekitar 18,0 persen; <strong>dan</strong>(iii) munculnya persepsi publik yang negatif terhadap kapasitas Pemerintah untuk membayarutang, yang akan tercermin dalam sovereign credit rating RI.6.2. Strategi Pengelolaan UtangStrategi pengelolaan utang yang didasarkan pada kebijakan pengelolaan utang (lihat BoksVI.4 tentang Kebijakan Umum Pengelolaan Utang) diterapkan secara hati-hati(prudent), antara lain, dengan menetapkan target tambahan utang bersih (net additionaldebt) yang cukup rendah, misalnya, rasio tambahan utang bersih terhadap PDB tahun 2005,2006, <strong>dan</strong> 2007 masing-masing sebesar 0,5 persen, 0,3 persen <strong>dan</strong> 1,3 persen. Selanjutnyauntuk tahun anggaran <strong>2008</strong> tambahan utang neto, diupayakan masih dalam jumlah yangmanageable yaitu sekitar 1,7 persen terhadap PDB. Selain itu, melakukan pengurangan secaraVI-24 NK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!