12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab VKebijakan Desentralisasi Fiskal <strong>dan</strong> Pengelolaan <strong>Keuangan</strong> Daerahdigunakan sebagai alat (tool) dalam proses penganggaran program <strong>dan</strong> kegiatanpemerintah daerah. Sejumlah prasyarat, seperti pembagian peran <strong>dan</strong> kewenangan yanglebih rinci antartingkat pemerintah, memang perlu dipenuhi terlebih dahulu sebelumPBK dapat diterapkan dengan baik.Perkembangan dinamis dalam penyelenggaraan pemerintahan membutuhkan sistemperencanaan fiskal yang terdiri dari sistem penyusunan anggaran tahunan yangdilaksanakan sesuai dengan kerangka pengeluaran jangka menengah (medium termexpenditure framework) sebagaimana dilaksanakan di kebanyakan negara maju.Ketentuan mengenai penyusunan anggaran berdasarkan kerangka pengeluaran jangkamenengah ini, untuk pemerintah daerah secara eksplisit disebutkan dalam Pasal 19 UUNomor 17 Tahun 2003. Dalam Pasal 19 Ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2003 disebutkanbahwa dalam rangka penyusunan RAPBD, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selakupengguna anggaran menyusun rencana kerja <strong>dan</strong> anggaran satuan kerja perangkatdaerah tahun berikutnya. Se<strong>dan</strong>gkan dalam Pasal 19 Ayat (3) UU Nomor 17 Tahun2003 disebutkan bahwa rencana kerja <strong>dan</strong> anggaran disertai dengan prakiraan belanjauntuk tahun berikutnya setelah tahun anggaran yang sudah disusun.Dalam Pasal 36 <strong>dan</strong> 37 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan<strong>Keuangan</strong> Daerah, ketentuan mengenai kerangka pengeluaran jangka menengah dalamrangka penyusunan APBD ini kembali ditegaskan. Pasal 36 Ayat (2) PP Nomor 58Tahun2005 menyebutkan bahwa RKA-SKPD disusun dengan menggunakan pendekatankerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu, <strong>dan</strong>penganggaran berbasis kinerja. Dalam Pasal 37 PP Nomor 58 Tahun 2005 disebutkanbahwa kerangka pengeluaran jangka menengah dilaksanakan dengan menyusunprakiraan maju yang berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program <strong>dan</strong> kegiatanyang direncanakan <strong>dan</strong> merupakan implikasi kebutuhan <strong>dan</strong>a untuk melaksanakanprogram <strong>dan</strong> kegiatan tersebut pada tahun berikutnya.Ketentuan dalam PP Nomor 58 Tahun 2005 tersebut kemudian dijabarkan dalam aturanpelaksanaan yang sifatnya lebih teknis, yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri(Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006. Formulir RKA-SKPD dalam Permendagri Nomor13 Tahun 2006 tersebut memang telah mengakomodir pendekatan kerangka pengeluaranjangka menengah.Namun demikian, mengingat kualitas, kesiapan, <strong>dan</strong> kemampuan sumber daya manusiayang berbeda-beda antara daerah yang satu dengan daerah lainnya, sesuai dengan Pasal153 Ayat (5) PP Nomor 58 Tahun 2005, penyusunan RKA-SKPD dengan menggunakanpendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah ditunda pelaksanaannyasehingga baru dilaksanakan mulai tahun anggaran 2009.5.3.8. Konsolidasi Defisit APBN dengan APBDSebagaimana diketahui bahwa dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang <strong>Keuangan</strong>Negara ditetapkan bahwa APBN <strong>dan</strong> APBD disusun sesuai dengan kebutuhanpenyelenggaraan pemerintahan negara, <strong>dan</strong> kemampuan dalam menghimpunpendapatan negara. Prinsip pengelolaan fiskal yang hati-hati <strong>dan</strong> berkesinambunganmenghendaki a<strong>dan</strong>ya keseimbangan fiskal (balanced budget). Namun demikian, dalamV-60 NK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!