12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, <strong>dan</strong> Risiko FiskalBab VIcapaian tersebut mengakibatkan a<strong>dan</strong>ya penambahan akumulasi saldo rekening Pemerintahyang dibentuk, yang ditunjukkan oleh pembiayaan melalui rekening Pemerintah sebesarnegatif Rp0,2 triliun (0,01 persen terhadap PDB). Se<strong>dan</strong>gkan realisasi penukaran obligasi(debt switching) pada semester I telah mencapai Rp12,8 triliun. Debt switching tersebuttelah berhasil menukar obligasi seri variable rate dengan seri fixed rate sebesar Rp1,3 triliun<strong>dan</strong> seri fixed rate jangka pendek dengan seri fixed rate jangka panjang sebesar Rp11,5 triliun.Hingga akhir tahun 2007 defisit anggaran diperkirakan akan meningkat dibandingkan APBNnya,yaitu dari 1,1 persen terhadap PDB menjadi 1,6 persen terhadap PDB atau meningkatsebesar Rp21,5 triliun menjadi sebesar Rp62,0 triliun, sebagai akibat penurunan proyeksipenerimaan negara yang lebih besar dari penurunan proyeksi belanja negara. Penerimaannegara diproyeksikan menurun sebesar Rp38,6 triliun (1,0 persen terhadap PDB) dari semulaRp723,1 triliun (19,1 persen terhadap PDB) menjadi Rp684,5 triliun (18,1 persen terhadapPDB) dalam <strong>RAPBN</strong>-P yang disebabkan oleh penurunan penerimaan perpajakan <strong>dan</strong>penerimaan negara bukan pajak. Sementara itu belanja negara diproyeksikan menurunsebesar Rp17,2 triliun (0,5 persen terhadap PDB) dari semula Rp763,6 triliun (20,2 persenterhadap PDB) menjadi Rp746,4 triliun (19,8 persen terhadap PDB) yang disebabkan olehpenurunan daya serap belanja, penurunan belanja untuk daerah, perubahan asumsi, <strong>dan</strong>peningkatan belanja melalui anggaran belanja tambahan (ABT) diantaranya untukpengendalian banjir di Jabotabek <strong>dan</strong> peningkatan produksi beras nasional. Di sisipembiayaan, pembiayaan melalui rekening Pemerintah diperkirakan mengalami penurunansebesar Rp2,3 triliun (0,1 persen terhadap PDB) dari semula Rp13,0 triliun (0,3 persenterhadap PDB) menjadi Rp10,6 triliun (0,2 persen terhadap PDB), <strong>dan</strong> utang jatuh tempoakan meningkat sekitar Rp13,7 triliun (0,4 persen terhadap PDB) akibat pelunasan pokokjatuh tempo Obligasi Negara SRBI-01 sebesar Rp13,7 triliun (0,4 persen terhadap PDB).Sebagaimana diketahui Obligasi Negara SRBI-01 merupakan surat utang Pemerintah kepadaBank Indonesia yang dalam ketentuan <strong>dan</strong> persyaratannya menyatakan apabila Pemerintahmenerima setoran surplus BI, maka Pemerintah harus menggunakannya untuk melunasipokok (amortisasi) Obligasi Negara SRBI-01 tersebut (lihat Boks VI.3 tentang ObligasiNegara Republik Indonesia Seri SRBI-01/MK/2003).Dengan memperhitungkan perkiraan realisasi pembiayaan anggaran sampai dengansemester I tahun 2007 <strong>dan</strong> tambahan pembiayaan akibat defisit <strong>dan</strong> perubahan target sumberpembiayaan lainnya, maka sampai dengan akhir tahun 2007 diproyeksikan masih diperlukanpembiayaan gross anggaran sebesar Rp162,4 triliun yang bersumber dari utang sebesarRp145,4 triliun <strong>dan</strong> non-utang sebesar Rp17,0 triliun. Pembiayaan utang direncanakanberasal dari penerbitan SBN sebesar Rp103,0 triliun <strong>dan</strong> penarikan pinjaman luar negerisebesar Rp42,4 triliun. Pembiayaan non-utang direncanakan berasal dari rekeningPemerintah sebesar Rp4,3 triliun, <strong>dan</strong>a eks moratorium NAD-Nias sebesar Rp6,3 triliun,privatisasi BUMN sebesar Rp4,7 triliun <strong>dan</strong> penjualan aset PT. PPA sebesar Rp1,7 triliun.Pembiayaan gross anggaran tersebut antara lain akan digunakan untuk membiayai defisitsebesar Rp62,0 triliun, membayar pokok utang luar negeri sebesar Rp55,1 triliun, penyertaanmodal negara pada BUMN sebesar Rp2,7 triliun <strong>dan</strong> membiayai infrastruktur sebesar Rp2,0triliun. Secara lebih detail perkembangan komposisi pembiayaan dalam APBN, <strong>RAPBN</strong>-P2007, <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong> sebagaimana digambarkan dalam Tabel VI.9 berikut.NK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>VI-21

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!