12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kebijakan Desentralisasi Fiskal <strong>dan</strong> Pengelolaan <strong>Keuangan</strong> DaerahBab Vitu, ketersediaan sarana <strong>dan</strong> prasarana dalam pelaksanaan pelayanan minimal jugamenjadi syarat mutlak dalam penilaian usulan pembentukan daerah baru.Secara umum, arah kebijakan penataan daerah akan lebih ditekankan pada prinsipefisiensi <strong>dan</strong> efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan menempuhlangkah-langkah sebagai berikut:a. Menyusun instrumen persyaratan pembentukan daerah otonom yang berorientasikepada peningkatan kualitas pelayanan <strong>dan</strong> kesejahteraan rakyat denganmempertimbangkan aspek-aspek demokratisasi, pertahanan <strong>dan</strong> keamanan, <strong>dan</strong>seterusnya;b. Menyusun instrumen evaluasi yang tepat untuk mengetahui kemampuan daerahotonom <strong>dan</strong> efektivitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;c. Melaksanakan monitoring <strong>dan</strong> evaluasi secara terprogram untuk mengetahuiperkembangan kemampuan daerah otonom <strong>dan</strong> efektivitas dalam memberikanpelayanan kepada masyarakat;d. Merancang skenario pembinaan terhadap daerah-daerah otonom sesuai dengan hasilevaluasi;e. Merancang pola kelembagaan yang berbasis pelayanan, dalam arti tidak setiap daerahotonom harus membentuk sendiri-sendiri kelembagaan dalam memberikanpelayanan kepada masyarakat, akan tetapi dapat pula melaksanakan kerjasama antardaerah dengan membentuk kelembagaan yang jangkauannya tidak terbatas padasatu daerah otonom tertentu.Dengan demikian, diharapkan tujuan utama pelaksanaan otonomi daerah <strong>dan</strong>desentralisasi fiskal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mendekatkanpelayanan masyarakat <strong>dan</strong> meningkatkan daya saing daerah dapat tercapai.5.2.7. Pengalihan Dana Dekonsentrasi <strong>dan</strong> TugasPembantuan ke DAKDana dekonsentrasi <strong>dan</strong> tugas pembantuan yang dipergunakan untuk men<strong>dan</strong>aiprogram/kegiatan yang menjadi urusan daerah dialihkan secara bertahap ke dalam DAK,sesuai dengan amanat UU Nomor 33 Tahun 2004. UU Nomor 33 Tahun 2004 antaralain menjelaskan terminologi <strong>dan</strong> keberadaan <strong>dan</strong>a dekonsentrasi <strong>dan</strong> <strong>dan</strong>a tugaspembantuan. Disebutkan bahwa <strong>dan</strong>a dekonsentrasi adalah <strong>dan</strong>a yang berasal dari APBNyang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah pusat yang mencakup semuapenerimaan <strong>dan</strong> pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk<strong>dan</strong>a yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Dana tugas pembantuanadalah <strong>dan</strong>a yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakupsemua penerimaan <strong>dan</strong> pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.Dengan demikian, pen<strong>dan</strong>aan dekonsentrasi <strong>dan</strong> tugas pembantuan dapat dikatakansebagai salah satu bentuk pen<strong>dan</strong>aan sektoral di daerah yang sistem pengalokasiannyadilakukan setelah a<strong>dan</strong>ya pelimpahan kewenangan/penugasan dari Pemerintah melaluianggaran kementerian negara/lembaga (K/L).Makna <strong>dan</strong>a dekonsentrasi <strong>dan</strong> <strong>dan</strong>a tugas pembantuan yang akan dialihkan tersebutialah sebagian dari anggaran K/L yang digunakan untuk melaksanakan urusanNK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>V-45

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!