12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab IV Kebijakan <strong>Anggaran</strong> Belanja Pemerintah Pusat <strong>2008</strong>Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka dalam tahun <strong>2008</strong> akan dilakukankebijakan perbaikan <strong>dan</strong> penyempurnaan penganggaran belanja barang <strong>dan</strong> belanjamodal. Perbaikan <strong>dan</strong> penyempurnaan tersebut dilakukan antara lain dengan pergeseranbelanja barang tidak mengikat (non-operasional) ke dalam belanja modal <strong>dan</strong>/ataubantuan sosial berdasarkan skala prioritas nasional agar dapat mendorong pertumbuhanekonomi lebih cepat. Selain itu, juga akan dilakukan peningkatan kualitas belanja modalagar mampu memberikan multiplier effect yang lebih besar terhadap perekonomiansecara keseluruhan.Sekalipun demikian, dalam rangka peningkatan kualitas belanja pemerintah, kebijakanpergeseran belanja barang ke belanja modal <strong>dan</strong>/atau bantuan sosial tersebut akan dilakukandengan batasan tertentu, baik batasan yang bersifat umum maupun batasan khusus, agartidak mengganggu pencapaian sasaran yang direncanakan. Batasan umum pengalihanbelanja barang tidak mengikat ke dalam belanja modal <strong>dan</strong>/atau bantuan sosial tersebut,antara lain adalah: (i) harus memperhatikan tugas pokok fungsi kementerian/lembaga,pencapaian sasaran keluaran, <strong>dan</strong> tingkat pelayanan; (ii) belanja yang bersumber dari PNBPhanya dapat digunakan untuk kegialan tertentu (UU No. 20/1997 tentang PNBP); (iii) tidakmengubah pagu belanja mengikat; serta (iv) pergeseran anggaran antar K/L, antar program,<strong>dan</strong> antar kegiatan (yang bukan dari hasil optimalisasi) harus mendapat persetujuan DPR(UU No. 17/2003). Se<strong>dan</strong>gkan batasan khususnya adalah alokasi belanja modal tersebuttidak diperkenankan untuk pembelian kendaraan dinas, pembangunan gedung kantor, <strong>dan</strong>pembangunan rumah dinas. Alokasi belanja modal tersebut akan difokuskan untukpembangunan infrastruktur daerah yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.Sejalan dengan kebijakan realokasi belanja barang ke belanja modal tersebut, maka dalam<strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>, alokasi anggaran belanja barang direncanakan mencapai Rp52.397,1 miliaratau 1,2 persen terhadap PDB. Jumlah ini berarti mengalami penurunan Rp10.126,5miliar atau 16,2 persen bila dibandingkan dengan alokasi anggaran belanja barang yangdiperkirakan dalam <strong>RAPBN</strong>-P 2007 sebesar Rp62.523,6 miliar. Penurunan alokasianggaran belanja barang dalam tahun <strong>2008</strong> tersebut, terutama berkaitan denganpeningkatan efisiensi alokasi anggaran untuk pos belanja barang <strong>dan</strong> jasa, belanjapemeliharaan, <strong>dan</strong> belanja perjalanan.Dalam tahun <strong>2008</strong>, alokasi anggaran untuk pos belanja barang operasional direncanakanmencapai Rp31.410,9 miliar, atau menurun sekitar 10,6 persen dari pagu alokasi posbelanja barang operasional yang direncanakan dalam <strong>RAPBN</strong>-P tahun 2007 sebesarRp35.122,1 miliar. Penurunan alokasi anggaran pada pos belanja barang operasionaltersebut, dipengaruhi terutama oleh kebijakan peningkatan efisiensi belanja barang tidakmengikat. Sementara itu, alokasi anggaran belanja jasa dalam <strong>RAPBN</strong> tahun <strong>2008</strong>direncanakan mencapai Rp11.596,4 miliar atau 3,7 persen lebih rendah bila dibandingkandengan pagu alokasi anggaran belanja jasa yang diperkirakan dalam <strong>RAPBN</strong>-P tahun2007 sebesar Rp12.047,4 miliar. Lebih rendahnya rencana alokasi anggaran belanja jasadalam tahun <strong>2008</strong> tersebut, terutama berkaitan dengan kebijakan pemerintah untukmeningkatkan efisiensi <strong>dan</strong> efektivitas pengalokasian belanja jasa K/L. Selain itu, lebihrendahnya alokasi anggaran belanja jasa tersebut, juga dipengaruhi oleh berkurangnyajumlah <strong>dan</strong> jenis kegiatan yang ditangani BRR NAD <strong>dan</strong> Nias dalam rangka rehabilitasi<strong>dan</strong> rekonstruksi NAD <strong>dan</strong> Nias.IV-86 NK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!