12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab IIIPendapatan NegaraTabel III.5Perkembangan Penerimaan PPN Impor *)per Sektor Ekonomi (%), Tahun 2005 - 2007Sektor Ekonomi2005 2006 2007Pertumbuhan (%)2006 2007Pertanian, Peternakan, Kehutanan, <strong>dan</strong> Perikanan 0,1 0,1 0,1 0,0 0,0Pertambangan Migas 11,4 9,9 10,1 -13,2 2,0Pertambangan Bukan Migas 0,2 0,1 0,2 -50,0 100,0Penggalian 0,2 0,1 0,1 -50,0 0,0Industri Pengolahan 22,0 20,0 23,2 -9,1 15,9Listrik, Gas, <strong>dan</strong> Air Bersih 0,2 0,2 0,2 0,0 0,0Konstruksi 0,5 0,4 0,6 -20,0 50,0Perdagangan, Hotel, <strong>dan</strong> Restoran 8,1 9,0 11,0 11,9 21,6Pengangkutan <strong>dan</strong> Komunikasi 1,9 1,9 2,1 1,7 10,5<strong>Keuangan</strong>, Real Estate, <strong>dan</strong> Jasa Perusahaan 0,4 0,4 0,5 0,0 25,0Jasa Lainnya 0,1 0,1 0,1 0,0 0,0Kegiatan yang belum jelas batasannya 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0Total 45,1 42,2 48,2 -6,6 14,3*) termasuk PPnBMSumber: Departemen <strong>Keuangan</strong>sebesar 50,2 persen <strong>dan</strong> PBB perkotaan sebesar 18,2 persen, PBB pedesaan 27,8 persen,perkebunan 1,0 persen, perhutanan 0,5 persen, <strong>dan</strong> PBB lainnya 2,3 persen. Meskipunrasio penerimaan PBB terhadap PDB masih relatif kecil, yaitu sebesar 0,6 persen, namunperanan PBB sebagai salah satu sumber pendapatan daerah masih cukup strategis,dikarenakan jenis pajak ini mampu menjangkau segenap lapisan masyarakat yangmemiliki objek pajak berupa tanah <strong>dan</strong>/atau bangunan. Rendahnya rasio penerimaanPBB terutama disebabkan masih rendahnya penyesuaian nilai jual objek pajak terhadapnilai pasar.Sementara itu, realisasi penerimaan pajak BPHTB mengalami penurunan, yaitu dariRp3,4 triliun di tahun 2005 menjadi Rp3,2 triliun dalam tahun 2006. Penurunan tersebutdisebabkan oleh rendahnya nilai transaksi properti tahun 2006 dibandingkan dengannilai transaksi properti dalam tahun sebelumnya. Penerimaan PBB <strong>dan</strong> BPHTB dalamtahun 2007 diperkirakan meningkat, masing-masing menjadi Rp22,0 triliun <strong>dan</strong> Rp4,0triliun.Penerimaan Dalam Negeri di luar Cukai <strong>dan</strong> PPh MigasBerbagai langkah reformasi perpajakan yang dijalankan oleh pemerintah telahmenunjukkan hasil yang cukup berarti sebagaimana terlihat dari terus meningkatnyakinerja penerimaan perpajakan khususnya penerimaan pajak di luar penerimaan cukai<strong>dan</strong> PPh Migas. Dalam lima tahun terakhir pertumbuhan penerimaan perpajakansebagaimana terlihat pada grafik III.1 cukup stabil, rata-rata pada kisaran 18,8 persen,dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 19,61 persen pada tahun 2002 <strong>dan</strong> pertumbuhanterendah pada tahun 2003 sebesar 16,46 persen. Pada grafik tersebut juga terlihat kinerjapenerimaan pajak dalam negeri di luar cukai <strong>dan</strong> PPh Migas terlihat cukup signifikan<strong>dan</strong> selalu melampaui inflated value (kombinasi tingkat pertumbuhan ekonomi <strong>dan</strong>III-10 NK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!