12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab VIPembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, <strong>dan</strong> Risiko Fiskalakan meningkatkan belanja subsidi BBM <strong>dan</strong> <strong>dan</strong>a bagi hasil ke Pemerintah Daerah. Untuktahun 2007, apabila harga minyak dunia meningkat sebesar US$1, maka defisit APBNdiperkirakan akan berkurang sekitar Rp48 miliar sampai dengan Rp50 miliar, yaitu sebagaiakibat peningkatan pendapatan negara sekitar Rp3,24 triliun sampai dengan Rp3,45 triliun<strong>dan</strong> peningkatan belanja negara sekitar Rp3,19 triliun sampai dengan Rp3,4 triliun.Penurunan lifting minyak domestik juga akan mempengaruhi APBN pada sisi pendapatan<strong>dan</strong> sisi belanja. Pada sisi pendapatan, penurunan lifting minyak domestik akan menyebabkanterjadinya penurunan PPh Migas <strong>dan</strong> PNBP Migas. Sementara pada sisi belanja, penurunanlifting minyak domestik akan menurunkan <strong>dan</strong>a bagi hasil kepada Pemerintah Daerah.Untuk tahun 2007, apabila realisasi lifting minyak lebih rendah 0,05 juta barel per hari dariyang diasumsikan, maka defisit APBN akan meningkat sekitar Rp10,2 triliun sampai denganRp11 triliun, yaitu sebagai akibat penurunan pendapatan negara sekitar Rp12,2 triliun sampaidengan Rp13,2 triliun <strong>dan</strong> penurunan belanja sekitar Rp2 triliun sampai dengan Rp2,2 triliun.Hubungan antara lifting minyak domestik <strong>dan</strong> APBN tidak selalu linier, yaitu peningkatanlifting minyak domestik tidak selalu diikuti dengan meningkatnya pendapatan negara.Apabila peningkatan lifting tersebut terjadi di wilayah kerja pertambangan baru makapeningkatan hasil lifting tersebut terlebih dahulu dipergunakan untuk menutup biaya (costrecovery) sehingga tidak menghasilkan peningkatan penerimaan negara.6.3.2. Risiko Utang PemerintahSalah satu aspek dalam pengelolaan utang adalah pengelolaan terhadap berbagai risiko yangmuncul dari lingkungan eksternal maupun internal organisasi pengelola utang. Risiko-risikodimaksud antara lain: (i) risiko keuangan yaitu risiko tingkat bunga, risiko nilai tukar, <strong>dan</strong>risiko refinancing, serta (ii) risiko operasional. Berbagai jenis risiko tersebut memiliki dampaklangsung terhadap efisiensi <strong>dan</strong> efektifitas pengelolaan utang secara keseluruhan.Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel VI.16 tentang Indikator Risiko Portofolio UtangTahun 2006 - <strong>2008</strong>, risiko tingkat bunga diperkirakan akan menurun seiring dengan upayaPemerintah untuk mengurangi porsi utang dengan tingkat bunga mengambang denganmenerbitkan Obligasi Negara seri fixed rate. Hal ini nampak dari proyeksi menurunnyaproporsi utang dengan tingkat bunga mengambang terhadap total portofolio utang, darirealisasi sementara sebesar 28,6 persen pada akhir 2006 menjadi 20,2 persen pada akhir<strong>2008</strong>. Indikator lain, misalnya rasio porsi utang yang rentan terhadap perubahan suku bunga(interest rate fixing) juga mengalami penurunan dari 32,6 persen tahun 2006 <strong>dan</strong>diproyeksikan menjadi 27,3 persen pada tahun <strong>2008</strong>. Dengan demikian, dalam jangka panjangeksposur risiko utang terhadap volatilitas suku bunga pasar semakin menurun. Sementaraitu risiko nilai tukar menunjukkan a<strong>dan</strong>ya perbaikan yang ditunjukkan oleh komposisimenurut mata uang, yang ditandai oleh peningkatan proporsi utang dalam Rupiah, dariproyeksi 55,3 persen pada akhir tahun 2007 menjadi 58,6 persen pada akhir tahun <strong>2008</strong>.Selanjutnya, risiko refinancing menjadi prioritas untuk dikurangi secara bertahap dalamjangka panjang melalui reprofiling/restrukturisasi utang dilakukan secara reguler olehPemerintah. Rata-rata jatuh tempo (average duration) keseluruhan utang Pemerintahdiperkirakan masih di atas 10 tahun, yaitu dari 10,3 tahun pada akhir tahun 2007 menjadi10,2 tahun pada akhir tahun <strong>2008</strong>. Se<strong>dan</strong>gkan proporsi utang yang jatuh tempo dalamVI-56 NK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!