12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab II Perkembangan Ekonomi <strong>dan</strong> Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>secara point-to-point maupun secara rata-rata menunjukkan penguatan denganpergerakan yang lebih stabil <strong>dan</strong> volatilitas yang menurun. Secara point-to-point rupiahmenguat sebesar 8,2 persen, yaitu dari Rp9.830/US$ pada akhir tahun 2005 menjadiRp9.020/US$ pada akhir tahun 2006. Sementara secara rata-rata, nilai tukar rupiahmenguat sekitar 5,6 persen, yaitu dari Rp9.705/US$ dalam tahun 2005 menjadi Rp9.164/US$ dalam tahun 2006. Penguatan rupiah tersebut didukung oleh faktor fundamentalekonomi domestik yang membaik <strong>dan</strong> kondisi eksternal yang lebih kondusif. Dari sisifundamental, penguatan nilai tukar selain ditopang oleh ketersediaan pasokan valutaasing (valas) yang cukup terkait dengan kinerja neraca pembayaran yang semakin kuat,juga didukung oleh kebijakan fiskal <strong>dan</strong> moneter yang berhati-hati. Sementara dari sisieksternal, penguatan rupiah didukung oleh keputusan The Fed untuk tidak menaikkansuku bunga dari level 5,25 persen.Penguatan nilai tukar rupiah diikuti pula dengan terus menurunnya inflasi. Hal initercermin pada tingkat inflasi IHK dalam tahun 2006 yang menjadi 6,6 persen (y-o-y),jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 17,11 persen (y-o-y).Penurunan inflasi IHK ini dipengaruhi oleh perkembangan faktor-faktor fundamental<strong>dan</strong> nonfundamental.6543210-1-2Grafik II.10Laju Inflasi 2006Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des2006Umum Core VolatileAdministeredIHK (y-o-y)Dari sisi fundamental,penurunan inflasi IHKterutama didorong olehekspektasi inflasi yang tetapterjaga sebagai hasil darikebijakan Bank Indonesia<strong>dan</strong> Pemerintah yangterkoordinasi dalam upayameredam tekanan inflasi,perkembangan nilai tukaryang mengalami apresiasisehingga mengurangitekanan inflasi impor(imported inflation), <strong>dan</strong>kondisi permintaan agregatyang belum sepenuhnyapulih akibat daya beli yangmasih lemah. Berdasarkan faktor fundamental ini, berkurangnya tekanan inflasitercermin pada menurunnya laju inflasi inti (core inflation) dari 9,75 persen (y-o-y)pada 2005 menjadi 6,03 persen (y-o-y) pada 2006.Dari sisi non-fundamental yang menyebabkan turunnya inflasi IHK adalah minimalnyadampak inflasi barang-barang yang harganya dikendalikan pemerintah (administeredprices) serta membaiknya perkembangan inflasi kelompok komoditas makanankebutuhan pokok (volatile foods). Minimalnya dampak inflasi administered prices terkaitdengan tidak a<strong>dan</strong>ya penyesuaian harga komoditas bersifat strategis <strong>dan</strong> penundaankenaikan tarif dasar listrik (TDL), sehingga laju inflasi administered prices menurundari 41,71 persen (y-o-y) dalam tahun 2005 menjadi 1,84 persen (y-o-y) dalam tahun2006. Sementara itu, laju inflasi volatile foods mencapai 15,27 persen, sedikit lebih rendah20181614121086420II-10 NK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!