12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pendapatan NegaraBab IIIkomunikasi dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan secara konsisten. Jikadalam tahun 2005, penerimaan PPh yang berasal dari sektor ini mencapai sebesar Rp11,3triliun, dalam tahun 2006 menjadi Rp14,7 triliun, <strong>dan</strong> dalam tahun 2007 diperkirakanmencapai Rp19,8 triliun. Peningkatan ini dipengaruhi oleh kinerja sektor pengangkutan<strong>dan</strong> komunikasi yang senantiasa tumbuh cukup tinggi terutama sektor komunikasi sejalandengan pesatnya inovasi teknologi. Sektor-sektor lain yang cukup besar peranannya dalamtiga tahun terakhir adalah sektor perdagangan, hotel <strong>dan</strong> restoran, serta sektorpertambangan migas.PPh Non MigasDalam tiga tahun terakhir, sumbangan penerimaan PPh Non Migas terhadap keseluruhanpenerimaan perpajakan mencapai rata-rata di atas 40 persen. Tingginya kontribusipenerimaan PPh Non Migas ini menunjukkan relatif kuatnya struktur penerimaanperpajakan mengingat bahwa kinerja penerimaan PPh Non Migas relatif berkelanjutan(sustainable) <strong>dan</strong> berdaya tahan terhadap gejolak eksternal seperti pergerakan hargaminyak internasional <strong>dan</strong> nilai tukar. Kinerja penerimaan PPh Non Migas terkait eratdengan kinerja perekonomian domestik. Sejalan dengan semakin membaiknya kinerjaperekonomian nasional, dalam beberapa tahun terakhir penerimaan PPh Non Migasterus mengalami peningkatan. Realisasi penerimaan PPh Non Migas dalam tahun 2006mencapai sebesar Rp165,6 triliun, meningkat sebesar 18,0 persen dibanding tahunsebelumnya sebesar Rp140,4 triliun. Dalam tahun 2007, penerimaan PPh Non Migasdiperkirakan mencapai sebesar Rp212,5 triliun atau meningkat sebesar 28,3 persendibandingkan penerimaan PPh Non Migas tahun 2006.Perkiraan peningkatan penerimaan PPh Non Migas tersebut, selain berkaitan denganmembaiknya kinerja perekonomian nasional dalam tahun 2007 , juga dipengaruhi olehberbagai upaya perbaikan administrasi perpajakan yang dilakukan antara lain: (i) programekstensifikasi bagi wajib pajak (WP) orang pribadi yang telah memenuhi syarat sebagaiWP; (ii) program intensifikasi pemungutan pajak melalui penegakan hukum secara tegas<strong>dan</strong> konsisten, disertai dengan upaya intensifikasi pencairan tunggakan; serta (iii)peningkatan kualitas pelayanan kepada WP dalam rangka mendorong kepatuhan sukarela(voluntary compliances) melalui perluasan penerapan sistem e-registration, e-filling,<strong>dan</strong> e-payment.Di sisi lain, dalam rangka mendorong lebih bergeraknya aktivitas ekonomi, kebijakanPPh Non Migas dalam beberapa tahun terakhir lebih diarahkan untuk memberikanstimulus fiskal, seperti: (i) pelaksanaan PP Nomor 1 Tahun 2007 mengenai fasilitas PPhuntuk industri tertentu <strong>dan</strong> daerah tertentu (ii) memperlakukan sumbangan terhadapbencana alam sebagai biaya yang diperkenankan sebagai pengurang penghasilan kenapajak (deductible expenses), <strong>dan</strong> (iii) meningkatkan besaran pendapatan tidak kena pajak(PTKP) menjadi Rp13,2 juta untuk setiap wajib pajak orang pribadi.PPh MigasJumlah penerimaan PPh migas mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitudari Rp35,1 triliun dalam tahun 2005 menjadi Rp43,2 triliun dalam tahun 2006, ataumeningkat 23,1 persen. Namun, rasio penerimaan PPh migas terhadap PDB pada tahunNK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>III-7

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!