12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, <strong>dan</strong> Risiko FiskalBab VIb. Kinerja yang terukur melalui penetapan parameter <strong>dan</strong> indikator kinerja.c. Akuntabilitas yaitu setiap kegiatan pengelolaan utang negara harus dapatdipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>gan<strong>dan</strong> prosedur operasi standar yang berlaku.d. Profesional, yaitu pengelolaan utang negara dilaksanakan dengan mengutamakankeahlian yang berlandaskan kode etik, praktik yang terbaik dengan memperhatikanketentuan peraturan perun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>gan yang berlaku.e. Pertanggungjawaban, yaitu semua kegiatan pengelolaan utang negara akandipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>ganyang berlaku.4. Pemilihan instrumen pembiayaan yang sesuai dengan sumber <strong>dan</strong> penggunaan.5. Kebijakan penerbitan International Bonds hanya dilakukan dalam rangka benchmarking,natural hedging, general budget purposes <strong>dan</strong> diversifikasi basis investor.6.3. Risiko FiskalPengungkapan risiko fiskal diperlukan terutama dalam rangka keterbukaan (transparency)<strong>dan</strong> kesinambungan (sustainability) fiskal, yaitu bahwa pengungkapan risiko fiskal diperlukanuntuk menciptakan keterbukaan tentang posisi fiskal Pemerintah <strong>dan</strong> untuk lebih menjaminterjaganya kesinambungan pendapatan negara, belanja negara, <strong>dan</strong> pembiayaan anggaran.<strong>RAPBN</strong> Tahun <strong>2008</strong> sebagaimana diuraikan sebelumnya disusun berdasarkan berbagaiasumsi <strong>dan</strong> estimasi yang tersedia pada saat penyusunan, yang mungkin akan berbeda darirealisasinya. Perbedaan antara asumsi serta estimasi dengan realisasinya perlu dicermatikarena dapat berdampak pada pelaksanaan APBN. Salah satu cara untuk mencermati haltersebut adalah dengan mencantumkan subbab Risiko Fiskal dalam <strong>Nota</strong> <strong>Keuangan</strong> <strong>dan</strong><strong>RAPBN</strong> Tahun <strong>2008</strong>.Sebagai subbab yang baru ada dalam <strong>Nota</strong> <strong>Keuangan</strong> <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> Tahun <strong>2008</strong>, Risiko Fiskalakan memuat beberapa hal yang berpotensi menimbulkan risiko pada APBN, yaitu: (i)sensitivitas asumsi ekonomi makro, (ii) utang pemerintah, (iii) proyek pembangunaninfrastruktur, (iv) Ba<strong>dan</strong> Usaha Milik Negara, (v) program pensiun <strong>dan</strong> Tunjangan HariTua Pegawai Negeri Sipil, (vi) desentralisasi fiskal, (vii) Bank Indonesia, (viii) LembagaPenjamin Simpanan, (ix) tuntutan hukum kepada Pemerintah, (x) keanggotaan organisasiinternasional, (xi) bencana alam, <strong>dan</strong> (xii) lumpur Sidoarjo.6.3.1. Sensitivitas Asumsi Ekonomi MakroDalam penyusunan <strong>RAPBN</strong>, ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan sebagaidasar perhitungan, yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, suku bunga SBI 3 bulan,nilai tukar rupiah, harga minyak mentah ICP, <strong>dan</strong> lifting minyak. Indikator-indikator tersebutmerupakan asumsi dasar ekonomi makro yang menjadi acuan bagi perhitungan besaran-NK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>VI-53

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!