12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab IIIPendapatan Negara2005 <strong>dan</strong> 2006 relatif sama, yaitu sebesar 1,3 persen. Peningkatan penerimaan PPh NonMigas tersebut merupakan akibat dari masih tingginya harga minyak mentahinternasional di tahun 2006, meskipun lifting minyak mentah Indonesia mengalamipenurunan, yaitu dari 0,999 juta barel per hari pada tahun 2005 menjadi 0,959 jutabarel per hari di tahun 2006. Dalam tahun 2007, penerimaan PPh migas diperkirakanmenurun menjadi Rp37,5 triliun (1,0 persen PDB) sebagai akibat dari menurunnya liftingminyak mentah menjadi sebesar 0,950 barrel per hari <strong>dan</strong> lebih rendahnya perkiraanharga minyak Indonesian Crude Oil Price (ICP).PPN <strong>dan</strong> PPnBMKomponen lain yang cukup besar peranannya dalam total penerimaan pajak dalam negeriadalah penerimaan PPN <strong>dan</strong> PPnBM. Total penerimaan PPN <strong>dan</strong> PPnBM dalam periodetahun 2005 – 2006 meningkat 21,4 persen, yaitu dari Rp101,3 triliun menjadi Rp123,0triliun. Kenaikan tersebut terutama berasal dari meningkatnya PPN dalam negeri sebesar53,3 persen, yaitu dari Rp48,8 triliun dalam tahun 2005 menjadi Rp74,8 triliun dalamtahun 2006, disebabkan oleh peningkatan aktivitas pereokonomian. Sementara itu, PPNimpor mengalami penurunan sebesar 4,0 persen, yaitu dari Rp44,9 triliun menjadi Rp43,1triliun. Menurunnya penerimaan PPN impor disebabkan oleh melambatnya aktifitas imporsejalan dengan melambatnya permintaan domestik baik aktivitas konsumsi maupuninvestasi dalam tahun 2006. Hal yang sama juga terjadi pada penerimaan PPnBM yangmengalami penurunan sebesar 34,2 persen, yaitu dari Rp7,3 triliun menjadi Rp4,8 triliun.Dalam tahun 2007, total penerimaan PPN <strong>dan</strong> PPnBM diperkirakan meningkat sebesar23,6 persen, yaitu dari Rp123,0 triliun (3,7 persen PDB) dalam tahun 2006 menjadi Rp152,1triliun (4,0 persen PDB). Perkiraan meningkatnya penerimaan PPN <strong>dan</strong> PPnBM dalamtahun 2007 tidak terlepas dari optimisme kinerja perekonomian yang lebih baik terutamaperkiraan meningkatnya aktifitas investasi <strong>dan</strong> konsumsi seiring dengan kemajuanlangkah-langkah perbaikan di sektor riil serta meningkatnya daya beli masyarakat. Disamping itu, meningkatnya kinerja penerimaan PPN <strong>dan</strong> PPnBM juga berkaitan dengankemajuan berbagai langkah perbaikan administratif, seperti registrasi ulang PKP, sertakebijakan PPN <strong>dan</strong> PPnBM yang telah dilakukan mulai tahun 2006.Pada bulan Januari tahun 2007 melalui PP nomor 7 tahun 2007 pemerintah telahmemberikan insentif pemberian pembebasan PPN terhadap barang-barang strategiskomoditi pertanian primer.Dilihat dari kontribusi sektoral penerimaan PPN dalam negeri, sektor yang memberikankontribusi cukup tinggi dalam tiga tahun terakhir adalah sektor industri pengolahan,sektor perdagangan, hotel, <strong>dan</strong> restoran, serta sektor keuangan, real estate, <strong>dan</strong> jasaperusahaan, serta sektor pertambangan migas. Dalam tahun 2006, penerimaan PPNdalam negeri dari sektor industri pengolahan sebesar Rp22,3 triliun (27,6 persen daritotal penerimaan PPN dalam negeri), meningkat sebesar 20,5 persen dibanding tahun2005. Dalam tahun 2007, penerimaan PPN dalam negeri dari sektor ini diperkirakanmeningkat kembali menjadi Rp25,0 triliun (24,1 persen terhadap total PPN dalam negeri),atau mengalami peningkatan sebesar hanya 12,1 persen disebabkan karena PPN darisektor non industri pengolahan tidak mudah dipungut, serta dibebaskan.III-8 NK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!