12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab VIPembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, <strong>dan</strong> Risiko Fiskalbaru (SU-007) dengan tingkat bunga 0,1% <strong>dan</strong> jatuh tempo cicilan pokok terakhirtahun 2025, dengan cicilan pokok pertama mulai dibayarkan sejak tahun 2007;e. Setelah restrukturisasi, cicilan pokok SU-002, SU-004, <strong>dan</strong> SU-007 dapat dibayarsecara tunai atau dengan menerbitkan SUN yang dapat diperdagangkan dengantingkat bunga pasar. Se<strong>dan</strong>gkan pembayaran bunga SU-002, SU-004, <strong>dan</strong> SU-007 dilakukan secara tunai. Pemerintah <strong>dan</strong> Bank Indonesia telah melaporkanhasil restrukturisasi tersebut kepada Komisi XI DPR R.I. pada tanggal 11 Oktober2006 yang selanjutnya menjadi hasil keputusan Rapat Kerja Komisi XI DPR R.I.dengan Pemerintah <strong>dan</strong> Bank Indonesia tentang Restrukturisasi SU-002 <strong>dan</strong> SU-004.Sampai dengan akhir semester I tahun 2007, Pemerintah telah melakukan pembayaranpokok SU-007 sebesar Rp509,0 miliar secara tunai. Se<strong>dan</strong>gkan bunga atas SU-002,SU-004, <strong>dan</strong> SU-007 telah dibayarkan secara tunai sejak awal tahun 2006 sampaidengan akhir semester I tahun 2007 dengan nilai total sebesar Rp2.588 miliar.bertahap <strong>dan</strong> terencana ketergantungan pada utang/pinjaman luar negeri (negative netexternal loan financing) <strong>dan</strong> memprioritaskan sumber pembiayaan APBN dari penerbitansurat berharga negara (SBN), terutama, di pasar domestik.Pengelolaan SBN, pada dasarnya meliputi aspek pengelolaan portofolio utang untukmenurunkan biaya <strong>dan</strong> meminimalkan risiko utang, <strong>dan</strong> aspek pengembangan pasar SBNuntuk meningkatkan kedalaman <strong>dan</strong> likuiditas pasar sekunder. Pengelolaan portofolio utang,selama ini difokuskan pada upaya restrukturisasi Obligasi Negara rupiah, terutama, untukmengurangi eksposur risiko refinancing, antara lain, melalui: (i) pembelian kembali ObligasiNegara sebelum jatuh tempo, (ii) penukaran Obligasi Negera yang belum jatuh temponamun tenor yang lebih pendek dengan Obligasi Negara baru yang jatuh temponya lebihpanjang (debt switch), <strong>dan</strong> (iii) penerbitan Obligasi Negara rupiah berjangka panjang <strong>dan</strong>berbunga tetap (fixed rate). Se<strong>dan</strong>gkan, pengelolaan portofolio pinjaman luar negeridifokuskan pada upaya penurunan pokok pinjaman luar negeri, antara lain melalui: (i)melakukan percepatan pengembalian pinjaman berbiaya tinggi dengan memperhatikankemampuan keuangan negara, (ii) peningkatan ketepatan waktu pencairan pinjaman, (iii)pertukaran utang dengan program-program pembangunan (debt swap for development),(iv) pengurangan pinjaman baru, <strong>dan</strong> (v) membatalkan pinjaman yang tidak menjadiprioritas <strong>dan</strong> tidak efisien.Dalam konteks pengembangan pasar sekunder SBN, kedalaman <strong>dan</strong> likuiditas pasar dicapaimelalui upaya untuk meningkatkan kapasitas daya serap pasar domestik dengan memperluasbasis investor, <strong>dan</strong> meningkatkan efisiensi perdagangan SBN. Program pengembangan pasartersebut, antara lain, ditempuh dengan membangun kelengkapan infrastruktur pasar,termasuk pembentukan sistem dealer utama (primary dealer system) sebagai penggerakpasar, perluasan basis investor melalui diversifikasi jenis <strong>dan</strong> struktur instrumen SBN (darisegi jatuh tempo, jenis syariah atau non-syariah, <strong>dan</strong> instrumen ritel atau non-ritel, bungaVI-26 NK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!