12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pembiayaan Defisit <strong>Anggaran</strong>, Pengelolaan Utang, <strong>dan</strong> Risiko FiskalBab VIGambaran ini menunjukkan bahwa dalam jangka menengah, refinancing risk relatifterkendali.Tabel VI.12.Komposisi Utang Berdasarkan Tipe Bunga <strong>dan</strong> Tenor per Juni 2007(miliar Rupiah)TenorJenis BungaTotalFixed Variable Nominal %Jangka pendek: sampai 3 Tahun 161.871 90.704 252.575 19,23%Jangka menengah: 4 sampai 10 tahun 274.672 117.852 392.523 29,89%Jangka panjang: di atas 10 tahun 511.686 156.492 668.178 50,88%Total 948.229 365.048 1.313.276 100,00%Sumber: Ditjen Pengelolaan Utang, Departemen <strong>Keuangan</strong>Salah satu seri SBN yang memiliki nilai nominal terbesar adalah Obligasi Negara seri SRBI-01/MK/2003 (SRBI-01) yang jatuh tempo tahun 2033 dengan nilai nominal per 31 Desember2006 adalah sebesar Rp143,0 triliun. Nilai pokok SRBI-01 diamortisasi dengan menggunakansurplus BI yang menjadi bagian Pemerintah. Sesuai terms and conditions, pelunasan SRBI-01 dilakukan jika rasio modal BI di atas 10 persen dari kewajiban moneter, sehingga setoransurplus BI kepada Pemerintah digunakan (earmarked) untuk mengamortisasi nilai nominalSRBI-01. Apabila rasio modal tersebut berada di antara 3-10 persen dari kewajibanmoneternya, maka tidak terdapat setoran surplus BI kepada Pemerintah. Se<strong>dan</strong>gkan apabilarasio modal BI di bawah 3 persen dari kewajiban moneternya, maka Pemerintah harusmembayar charge, agar rasio modal BI kembali mencapai 3 persen (lihat Boks VI.3 tentangSRBI-01).Komponen yang digunakan untuk menghitung rasio modal BI terhadap kewajiban moneteradalah komponen modal BI yang terdiri dari modal, ca<strong>dan</strong>gan umum, hasil revaluasi aktivatetap, <strong>dan</strong> 90 persen dari surplus tahun berjalan dibagi dengan seluruh kewajiban moneteryaitu uang dalam peredaran, giro Pemerintah, giro bank, giro pihak swasta lainnya, suratberharga yang diterbitkan (SBI), <strong>dan</strong> pinjaman dari Pemerintah. Sebagai ilustrasi, padaposisi 31 Desember 2006 kewajiban moneter BI mencapai Rp580,0 triliun, maka Pemerintahharus membayar charge kepada BI ketika nilai keempat komponen dalam perhitunganmodal BI tersebut di bawah Rp17,4 triliun, meskipun berdasarkan Un<strong>dan</strong>g-Un<strong>dan</strong>g Nomor23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Un<strong>dan</strong>g-Un<strong>dan</strong>gNomor 3 Tahun 2004, bahwa modal BI minimal sebesar Rp2,0 triliun. Dengan demikian,kinerja BI akan sangat menentukan seberapa besarnya potensi risiko fiskal yang dapatmenjadi beban negara dikemudian hari (lihat Boks VI.3 tentang SRBI-01).Penerbitan SRBI-01 merupakan bagian dari penyelesaian politik atas permasalahan BantuanLikuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebesar Rp144,5 triliun pada tahun 2003 (lihat BoksVI.3 tentang SRBI-01). Selain SRBI-01, dalam rangka penyelamatan sektor perbankandalam periode 1998-1999 Pemerintah juga menerbitkan surat utang berjumlah Rp499,3NK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>VI-31

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!