12.07.2015 Views

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Nota Keuangan dan RAPBN 2008 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kebijakan Desentralisasi Fiskal <strong>dan</strong> Pengelolaan <strong>Keuangan</strong> DaerahBab Vatas air (BBN-KB&KAA) dengan tarif maksimum 10 persen, (iii) pajak bahan bakar kendaraanbermotor (PBB-KB) dengan tarif maksimum 5 persen, serta (iv) pajak pengambilan <strong>dan</strong>pemanfaatan air bawah tanah <strong>dan</strong> air permukaan (P3ABT&AP) dengan tarif maksimum 20persen. Pajak provinsi sifatnya limitatif, artinya provinsi tidak diperkenankan mengadakanjenis pajak lain selain keempat jenis pajak yang telah ditetapkan. Disamping itu, tarif pajaktersebut harus terlebih dahulu mendapat penetapan dari pemerintah pusat melalui peraturanpemerintah.Sementara itu, jenis pajak yang dapat dipungut oleh kabupaten/kota berdasarkan UU tersebutterdiri atas: (i) pajak hotel dengan tarif maksimum 10 persen, (ii) pajak restoran dengan tarifmaksimum 10 persen, (iii) pajak hiburan dengan tarif maksimum 35 persen, (iv) pajak reklamedengan tarif maksimum 25 persen, (v) pajak penerangan jalan dengan tarif maksimum 10persen, (vi) pajak pengambilan bahan galian golongan C dengan tarif maksimum 20 persen,<strong>dan</strong> (vii) pajak parkir dengan tarif maksimum 20 persen. Kabupaten/kota diberi keleluasaanuntuk menetapkan tingkat tarif pajak tersebut dengan catatan tidak melebihi tarif maksimum.Selain ketujuh jenis pajak tersebut, kabupaten/kota diperkenankan untuk menciptakan jenispajak lain, sesuai dengan potensi yang ada di wilayahnya dengan memperhatikan kriteriakriteriayang telah ditetapkan dalam UU yaitu: (i) bersifat pajak <strong>dan</strong> bukan retribusi, (ii)obyek pajak berada di wilayah daerah kabupaten/kota yang bersangkutan <strong>dan</strong> mempunyaimobilitas yang cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah kabupaten/kotayang bersangkutan, (iii) obyek <strong>dan</strong> dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengankepentingan umum, (iv) obyek pajak bukan merupakan obyek pajak provinsi <strong>dan</strong>/atau obyekpajak pusat, (v) potensinya memadai, (vi) tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif,(vii) memperhatikan aspek keadilan <strong>dan</strong> kemampuan masyarakat, <strong>dan</strong> (viii) menjagakelestarian lingkungan.Secara nasional, peranan pajak daerah <strong>dan</strong> retribusi daerah dalam keseluruhan penerimaandaerah masih sangat terbatas, khususnya di kabupaten/kota. Di tingkat provinsi, penerimaanpajak daerah <strong>dan</strong> retribusi daerah rata-rata mencakup 91,0 persen dari total penerimaanPAD atau 47,0 persen dari total pendapatan APBD. Relatif kecilnya peranan pajak daerah<strong>dan</strong> retribusi daerah terhadap pendapatan daerah dalam APBD serta a<strong>dan</strong>ya keleluasaandaerah, khususnya kabupaten/kota, untuk memungut jenis pajak <strong>dan</strong> retribusi lain selainyang ditetapkan dalam peraturan perun<strong>dan</strong>gan, telah menimbulkan permasalahan dalampelaksanaannya. Beberapa daerah telah memanfaatkan peluang tersebut untukmeningkatkan pajak daerah <strong>dan</strong> retribusi daerah sesuai ketentuan yang ada. Namun, banyakpula daerah yang memungut pajak daerah <strong>dan</strong> retribusi daerah dengan tidak memperhatikankriteria yang ditetapkan <strong>dan</strong> bahkan ada yang bertentangan dengan kepentingan umum.Pungutan daerah lebih banyak hanya berorientasi kepada peningkatan PAD semata-mata<strong>dan</strong> belum melihatnya dari aspek yang lebih luas, seperti penciptaan iklim investasi yangkondusif di daerah.Sampai dengan tahun 2006, terdapat sekitar 12 jenis pajak baru <strong>dan</strong> sekitar 280 jenis retribusibaru yang ditetapkan oleh daerah, dengan hasil yang sangat kecil <strong>dan</strong> bervariasi. Penerimaanretribusi yang dapat memberikan hasil yang relatif besar adalah retribusi yang berkaitandengan pemanfaatan sumber daya alam, seperti hasil hutan <strong>dan</strong> pertambangan. Namun,kegiatan di sektor ini telah dikenakan pungutan pusat berupa penerimaan negara bukanpajak, sehingga peluang bagi daerah untuk melakukan pemungutan di sektor ini relatif kecil<strong>dan</strong> tidak dapat diharapkan untuk meningkatkan pendapatan daerah.NK <strong>dan</strong> <strong>RAPBN</strong> <strong>2008</strong>V-35

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!