21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kata<br />

berarti kebohongan yang dapat menjadikan pendengarnya<br />

tersentak. Kata Sy—w (bohong) digunakan secara khusus bagi tangan<br />

dan kaki, karena mayoritas perbuatan dilakukan dengan menggunakan<br />

tangan dan kaki yang merupakan alat untuk melakukan secara langsung.<br />

Oleh karena itu perbuatan yang dihasilkan disebut dengan perbuatan<br />

tangan. Bahkan ada orang yang dihukum akibat perbuatan mulutnya, tapi<br />

dikatakan kepadanya, "Ini yang dihasilkan tanganmu." Kemungkinan<br />

maksud larangan untuk berbohong di sini adalah jangan berusaha<br />

membohongi manusia dan saling bersaksi diantara kalian, seperti berkata,<br />

"Aku berkata seperti ini di depan (dengan saksi) si fulan."<br />

Inilah pendapat Al Khaththabi, namun yang harus diperhatikan<br />

dalam pendapat tersebut adalah disebutkannya kata "arjur (kaki-kaki).<br />

Al Karamani mengatakan bahwa disebutkannya kata kaki adalah sebagai<br />

penguat, karena yang dimaksudkan adalah tangan. Artinya disebutkannya<br />

kata "arjuF (kaki) jika tidak dikehendaki, maka tidak dilarang.<br />

Ada kemungkinan bahwa yang dimaksud adalah apa yang ada<br />

antara kaki dan tangan yaitu hati, karena apa yang ada dalam hati adalah<br />

diterjemahkan oleh lidah. Oleh karena itu kata iftira' (bohong)<br />

dinisbatkan kepada lidah, seakan-akan maknanya adalah jangan kalian<br />

membohongi seseorang dan mengguncang orang tersebut dengan lidah<br />

kalian.<br />

Abu Muhammad bin Abu Hamzah berkata, "Mungkin maksud<br />

kalimat "baina aidiikum" adalah seketika, sedangkan kata "arjulikum"<br />

adalah masa yang akan datang, karena berjalan adalah perbuatan yang<br />

dilakukan kaki. Pendapat lain mengatakan, "Asalnya kata ini<br />

dipergunakan dalam jual beli wanita. Sebagaimana yang disebutkan oleh<br />

Al Harawi dalam kitab Al Gharbiyiin, bahwa yang dijuluki dengan kata<br />

tersebut adalah wanita yang melahirkan anak dari hasil zina, lalu<br />

menisbatkan anak tersebut kepada suaminya. Ketika kata ini<br />

dipergunakan untuk jual beli laki-laki, maka makna kata tersebut<br />

diperluas kepada selain makna pertama.<br />

'j—iaii M j (tidak durhaka) dalam riwayat Al Ismaili disebutkan V j<br />

jj—Ui; (jangan mendurhakaiku) dan kalimat tersebut sesuai dengan ayat<br />

diatas, sedangkan kata ji-^' maksudnya adalah kebaikan yang berasal<br />

dari Allah baik berupa perintah maupun larangan.<br />

-^i'j" j (terhadap perintah kebaikan)<br />

FATHUL BAARI — 109

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!