21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

melakukan sesuatu yang diragukan, maka orang tersebut seperti<br />

penggembala yang menggembalakan ternaknya.<br />

Pendapat pertama lebih utama untuk diterima, karena<br />

penghapusan tersebut diperkuat dengan riwayat Muslim dan yang lainnya<br />

dari jalur Zakaria yang juga merupakan riwayat Imam Bukhari.<br />

Berdasarkan hal ini, maka perkataannya JSjl ^'S berfungsi sebagai kata<br />

awal untuk menarik perhatian terhadap sesuatu yang belum terjadi<br />

dengan sesuatu yang ada.<br />

Ada anekdot dalam perumpamaan tersebut, yaitu raja-raja Arab<br />

melindungi para pengembala mereka di suatu tempat khusus dengan<br />

ancaman hukuman berat bagi orang yang menggembalakan ternaknya di<br />

tempat itu tanpa izinnya. Oleh karena itu, Rasulullah mengumpamakannya<br />

dengan sesuatu yang masyhur atau dikenal oleh mereka.<br />

Orang yang takut akan hukuman dan mengharapkan ridha sang<br />

raja, maka dia akan menjauhi tempat tersebut karena khawatir ternaknya<br />

akan masuk ke dalam daerah tersebut. Oleh sebab itu, betapapun ketatnya<br />

pengawasan seseorang terhadap binatang gembalaannya, menjauh dan<br />

tempat itu adalah lebih selamat baginya. Sedangkan orang yang tidak<br />

takut, akan menggembalakan ternaknya di dekat tempat tersebut tanpa<br />

ada jaminan bahwa tak ada satupun ternaknya yang memisahkan diri dan<br />

masuk ke dalam daerah tersebut. Atau tempat yang ditempatinya sudah<br />

gersang dan tidak ada tumbuhan, sedangkan daerah larangan masih subur<br />

sehingga dia tidak dapat menguasai dirinya dan masuk ke dalam daerah<br />

tersebut.<br />

Catatan: "<br />

l t<br />

,<br />

Sebagian ulama mengklaim bahwS^terumpamaan tersebut adalah<br />

perkataan Sya'bi dan ia termasuk mudarri/ dalam <strong>hadits</strong>. Pendapat<br />

tersebut diceritakan oleh Abu Amru Ad-Dani, dan saya tidak<br />

memperhatikan dalil-dalil mereka kecuali yang dimiliki oleh Ibnu Jarud<br />

dan Ismaili dari riwayat Ibnu 'Aun dari Sya'bi. Ibnu 'Aun berkata dalam<br />

akhir <strong>hadits</strong>, '"Saya tidak tahu apakah perumpamaan itu berasal dari<br />

perkataan Nabi atau perkataan Sya'bi."<br />

Menurut saya, keragu-raguan Ibnu 'Aun menetapkannya sebagai<br />

<strong>hadits</strong> marfu' tidak menjadikannya sebagai <strong>hadits</strong> yang berstatus<br />

mudarraj, karena beberapa perawi yakin bahwa <strong>hadits</strong> tersebut berstatus<br />

marfu'. Oleh karena itu, keragu-raguan sebagian mereka tidak<br />

mempengaruhi hal tersebut. Begitu pula dengan tidak dituliskannya<br />

1. Secara terminologi, mudarrij adalali yang berubah sanadnya atau dimasukkan dalam<br />

matannya sesuatu yang berasal dan luar tanpa ada tanda; penjelasan<br />

FATHUL BAARI — 235

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!