21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Rasulullah SAW bersabda, "Orang mukmin seperti pohon kurma, setiap<br />

yang dihasilkan olehnya bermanfaat bagimu." Demikianlah disebutkan<br />

secara ringkas dengan sanad yang shahih.<br />

Sedangkan orang yang mengklaim bahwa persamaan antara<br />

orang muslim dengan pohon kurma adalah, bahwa pohon kurma tidak<br />

akan mati kecuali dipotong kepalanya dan tidak akan berbuah kecuali<br />

jika dibuahi. Pohon tersebut tidak akan mati kecuali jika ditenggelamkan,<br />

serbuknya berbau seperti sperma manusia, pohon tersebut berpasangpasangan<br />

dan pohon tersebut minum dari atas. Semua persamaan yang<br />

disebutkan adalah lemah, karena semua persamaan terdapat pada seluruh<br />

manusia tidak khusus orang muslim, Pendapat yang lebih lemah<br />

mengatakan bahwa pohon tersebut diciptakan dari kelebihan tanah<br />

penciptaan Adam, karena tak pernah ditemukan <strong>hadits</strong> yang menegaskan<br />

hal tersebut.<br />

Dalam <strong>hadits</strong> tersebut terdapat cara menggunakan contoh dan<br />

permisalan untuk menambah pemahaman dan menggambarkan suatu<br />

makna agar lebih meresap dalam pikiran. Terdapat pula indikasi bahwa<br />

memisalkan sesuatu dengan sesuatu yang lain tidak harus sama dalam<br />

segala aspek, karena orang mukmin tidak dapat dimisalkan dan<br />

dibandingkan dengan benda mati. Kita juga mendapatkan dalam <strong>hadits</strong><br />

tersebut penghormatan terhadap yang lebih tua dan mendahulukan ayah<br />

dalam menjawab serta tidak tergesa-gesa menyampaikan apa yang<br />

dipahami olehnya, walaupun dia menduga jawabannya benar. Kemudian<br />

seorang pakar dapat saja tidak mengetahui sesuatu yang diketahui oleh<br />

orang yang status keilmuannya lebih rendah, karena ilmu adalah<br />

anugerah yang diberikan kepada siapa yang dikehendaki oleh-Nya.<br />

imam Malik menjadikan <strong>hadits</strong> ini sebagai dalil diperbolehkan<br />

adanya keinginan untuk dipuji atas perbuatan baik yang dilakukan,<br />

dengan syarat perbuatan tersebut karena Allah. Pendapat tersebut diambil<br />

dari harapan Umar di atas, yang merupakan instink (naluri) manusia<br />

untuk dipuji atas perbutan baik yang dilakukan oleh dirinya dan anaknya.<br />

Juga untuk menunjukkan bahwa si anak semenjak kecil telah memiliki<br />

kelebihan dalam pemahaman agar Rasulullah mendoakan anak tersebut.<br />

Dalam <strong>hadits</strong> tersebut tampak pula betapa hinanya dunia di mata Umar,<br />

karena dia membandingkan pendapat anaknya dalam satu masalah<br />

dengan unta yang sangat berharga.<br />

Pelajaran yang dapat diambil<br />

Al Bazzar dalam musnadnya menyatakan, bahwa <strong>hadits</strong> dengan<br />

redaksi seperti ini hanya diriwayatkan oleh Ibnu Umar. Ketika<br />

mendengar pendapat tersebut, At-Tirmidzi berkata, "Hadits tersebut<br />

FATHUL BAARI — 275

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!