21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

agamanya. Maka mundurnya mereka dari agamanya menunjukkan bahwa<br />

mereka telah mengetahui kebenaran. Oleh karena itu maka Firman Allah<br />

4—^ ^—^l<br />

j — ^ >'M {J^~ j&U '^4* serta <strong>hadits</strong>, "Semua bayi<br />

dilahirkan dalam keadaan fitrah" secara eksplisit mendorong masalah ini<br />

keluar dari asalnya. Keterangan lebih lanjut Insya Allah akan ditemukan<br />

dalam kitab Tauhid.<br />

Telah dinukil dari Al Qudwah Abu Muhammad bin Abi Hamzah<br />

dari Abu Walid Al Baaji dari Abu Ja'far As-Sam'ani -yang merupakan<br />

salah seorang penyair besar-bahwa dia mendengar Abu Walid Al Baaji<br />

berkata, "Masalah ini adalah salah satu masalah Mu'tazilah yang tersisa<br />

dalam madzhab (Ahlu Sunnah)." An-Nawawi berkata, "Dalam ayat<br />

tersebut terdapat bukti bahwa perbuatan hati dihitung jika benar-benar<br />

ada dalam hati. Adapun sabda Rasulullah, "Allah mengampuni apa yang<br />

ada dalam jiwa umatku selama tidak dikatakan atau dilakukan,"<br />

mengandung pengertian jika perbuatan atau niat tersebut belum tertanam<br />

dalam hati. Menurut saya, pendapat tersebut dapat didasarkan pada<br />

keumuman sabdanya, J—(atau tidak dikerjakan), karena keyakinan<br />

adalah perbuatan hati. Untuk lebih lengkapnya, masalah ini dapat<br />

ditemukan dalam kitab<br />

'J*'fA<br />

Ar-Riqaaq.<br />

b| (Apabila Rasulullah menyuruh para sahabatnya, maka<br />

beliau akan menyuruhnya....), demikianlah lafazh yang terdapat dalam<br />

banyak riwayat. Akan tetapi, ada beberapa riwayat yang menyebutkan<br />

lafazh "amarahum " sekali saja sebagaimana dijelaskan oleh Al Qadhi<br />

Abu Bakar bin Al Arabi tentang sebuah riwayat dari jalur Ubadah, dan<br />

dari jalur Ibnu Numair dan yang lainnya dari Hisyam yang dikeluarkan<br />

oleh Imam Ahmad, dan juga riwayat yang disebutkan oleh Al Ismaili dari<br />

Abu Usamah dari Hisyam dengan lafazh, tjili ^ >' jtT (Jika beliau<br />

memerintahkan manusia untuk melakukan sesuatu)."<br />

Mereka mengatakan, bahwa maksud <strong>hadits</strong> tersebut adalah jika<br />

Rasulullah SAW memerintahkan kepada para sahabat, maka beliau akan<br />

memerintahkan sesuatu yang mudah, karena beliau khawatir mereka<br />

tidak akan mampu melakukannya secara terus menerus. Akan tetapi, para<br />

sahabat meminta kewajiban yang lebih berat, karena mereka berasumsi<br />

bahwa berlebihan dalam beramal dapat meningkatkan derajat mereka.<br />

Oleh karena itu, mereka berkata, "kami ini tidak sepertimu" Perkataan<br />

ini menyebabkan Rasulullah SAW marah, karena ketinggian derajat<br />

seseorang tidak hanya diperoleh dengan ibadah saja, akan tetapi dapat<br />

122 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!