21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

makruh atau haram, maka harus dijauhi. Misalnya berlebihan dalam halhal<br />

yang baik, karena hal itu akan menuntut seseorang untuk banyak<br />

bekerja yang terkadang dapat menyebabkannya mengambil sesuatu yang<br />

bukan haknya atau melalaikan ibadahnya.<br />

Tidak diragukan lagi bahwa orang yang banyak melakukan<br />

sesuatu yang makruh, akan berani melakukan sesuatu yang haram atau<br />

kebiasaannya melakukan sesuatu yang tidak diharamkan tersebut<br />

menyebabkannya melakukan sesuatu yang diharamkan. Atau dikarenakan<br />

ada syubhat di dalamnya sehingga orang yang mengerjakan sesuatu yang<br />

dilarang, hatinya akan gelap karena kehilangan sifat wara ' (kehati-hatian)<br />

dalam dirinya, dimana hal itu akan menyebabkannya jatuh ke dalam hal<br />

yang haram.<br />

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Al Buyu' (jual beli)<br />

dari Abu Farwah dari Sya'bi yang berkaitan dengan <strong>hadits</strong> ini, "Orang<br />

yang meninggalkan dosa yang diragukan, maka sesuatu yang jelas<br />

baginya adalah harus lebih ditinggalkan. Sedangkan orang yang<br />

mengerjakan suatu dosa yang diragukannya, maka dikhawatirkan akan<br />

jatuh kepada sesuatu yang jelas (dilarang)" Hadits ini merujuk kepada<br />

pendapat pertama sebagaimana yang saya isyaratkan.<br />

Catatan:<br />

Ibnu Munir menjadikan <strong>hadits</strong> ini sebagai dalil untuk<br />

membolehkan tetapnya hukum "mujmal" setelah Rasulullah. Adapun<br />

dalam menjadikannya sebagai dalil, masih harus diteliti kembali. Kecuali<br />

jika yang dimaksud adalah bahwa hal tersebut mujmal dalam hak<br />

sebagian tanpa sebagian yang lain, atau dimaksudkan untuk membantah<br />

kelompok yang mengingkari qiyas.<br />

LS<br />

i-'J, ?• fj—S' (Seperti penggembala yang menggembalakan).<br />

Demikianlah yang ditemukan dalam setiap teks Imam Bukhari dengan<br />

dihapuskannya jawab syarth apabila kata 'j (orang) dianggap berfungsi<br />

sebagai syarth. Penghapusan tersebut juga dikuatkan dalam riwayat Ad-<br />

Darimi dari Abu Nu'aim Syaikh Imam Bukhari. Dalam riwayat tersebut<br />

adalah,^—^' *fjJ> f^-j- 1 ^> £—b ^JJ' ^ 'g 3 ji (Barangsiapa yang<br />

melakukan sesuatu yang diragukan maka dia terjatuh ke dalam yang<br />

haram seperti penggembala yang menggembalakan).<br />

Akan tetapi kata j — - dalam lafazh Bukhari dapat pula dianggap<br />

sebagai man maushulah (sambung). Dengan demikian maka tidak ada<br />

penghapusan di dalamnya, sehingga artinya menjadi barangsiapa yang<br />

234 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!