21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

mereka dalam syariat Ibrahim. Seakan-akan dia belum merujuk kepada<br />

Shahih Muslim, apalagi yang lainnya.<br />

^-I) jj 'j—'• J Y'j tfj (Saya utusan dari kaum saya). Dalam riwayat<br />

Karib dari Ibnu Abbas dikatakan, bahwa seorang laki-laki dari bani Saad<br />

bin Bakr datang menemui Rasulullah yang sedang bersama dengan<br />

mereka, maka ia berkata, "Saya utusan kaum saya." Dalam riwayat<br />

Ahamd dan Hakim dikatakan, "Bani Saad bin Bakr mengutus Dhimam<br />

bin Tsa'labah sebagai utusan menemui Rasulullah yang sedang bertemu<br />

dengan kami," maka disebutkan <strong>hadits</strong> ini.<br />

Perkataan Ibnu Abbas "Lalu datang bertemu dengan kami"<br />

menunjukkan keterlambatan datangnya utusan itu, karena Ibnu Abbas<br />

datang ke Madinah setelah fathu Makkah. Imam Muslim pada akhir<br />

<strong>hadits</strong> mengatakan, "Demi yang mengutusmu dengan kebenaran, saya<br />

tidak akan mengurangi atau menambah." Maka Nabi berkata, "Kalau<br />

seandainya ia benar beriman, maka akan masuk surga. "Hadits ini juga<br />

diriwayatkan Musa bin Ismail.<br />

Dalam riwayat Ubaidillah bin Umar dari Makburi dari Abu<br />

Hurairah yang ditujukan kepadanya sebelum tambahan dalam kisah ini,<br />

Dhimam berkata, "Sedangkan larangan-larangan ini, demi Allah<br />

.sesungguhnya kami telah mensucikan sejak zaman jahiliyah," yakni<br />

keburukan. Ini diucapkannya setelah perkataan, "Saya Dhimam bin<br />

Tsa'labah". Setelah dia pergi. Nabi berkala, "Laki-laki yang cerdas."<br />

Umar bin Khaththab berkata, "Saya tidak melihat seseorang lebih baik<br />

dan teliti dari Dhimam." Dalam akhir <strong>hadits</strong> Ibnu Abbas yang<br />

diriwayatkan oleh Abu Daud dikatakan, "Kita tidak mendengar utusan<br />

kaum yang lebih baik dari Dhimam."<br />

Dari hadils ini terdapat beberapa faidah yang lain, diantaranya<br />

kedatangan Dhimam yang bertujuan untuk bertemu dan berbicara kepada<br />

Rasulullah seperti yang dipaparkan oleh Hakim. Kemudian kembalinya<br />

Dhimam kepada kaumnya dan mereka mempercayainya, seperti dalam<br />

<strong>hadits</strong> Ibnu Abbas. Disamping itu boleh menisbatkan seseorang kepada<br />

kakeknya apabila ia lebih masyhur dari bapaknya, diantara perkataan<br />

Rasulullah SAW pada saat perang Hunain, "Saya anak Abdul Muthalib."<br />

Hal lain adalah diperbolehkannya bersumpah untuk menguatkan apa<br />

yang terjadi.<br />

Musa adalah Ibnu Ismail Abu Salamah At-Tabudzuki, guru Imam<br />

Bukhari. Haditsnya sampai kepada Nabi menurut Abu Awanah dalam<br />

Shahihnya. Sesungguhnya Bukhari mengkritiknya karena dia tidak<br />

mengambil dalil dari gurunya, Sulaiman bin Mughirah. Adapun<br />

mengenai apakah <strong>hadits</strong> ini sampai kepada Rasul (maushul) atau tidak<br />

masih diperselisihkan, karena riwayat Hamman bin Salmah dari Tsabit<br />

286 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!