21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

^—'SJ ji_J (Apabila kamu berpaling), atau tidak mau mengikuti<br />

ajaran Islam. Memang pada hakikatnya kata berpaling dipakai untuk<br />

muka, kemudian kata itu dipakai dengan pengertian menentang sesuatu.<br />

'J* -JJVI Menurut Ibnu Sayyidah 'iris' artinya pembajak,<br />

sedangkan menurut Tsa'lab artinya petani, sementara menurut Kuta 1<br />

berarti pemim-pin. Al Jauhari mengatakan, bahwa kata itu berasal dari<br />

bahasa Syamiah, akan tetapi pendapat ini ditentang oleh Ibnu Faris yang<br />

mengatakan, bahwa kata tersebut berasa! dari bahasa Arab. Dalam<br />

riwayat Ibnu Ishaq dikatakan, "Maka kamu menanggung dosa para<br />

pembajak," dalam riwayat Al Madaini, "Kamu mananggung dosa para<br />

Petani (Fallahin)," atau dalam kitab Al Amwal, Ubaid meriwayatkan dari<br />

Abduilah bin Syadad, "Apabila kamu tidak masuk ke dalam agama<br />

Islam, maka kamu tidak akan dibiarkan oleh para petani dan kaum<br />

muslimin" Abu Ubaid berkata, maksud dari "para petani" adalah rakyat,<br />

karena setiap yang bercocok tanam disebut dengan petani dalam bahasa<br />

Arab, baik bekerja untuk sendiri atau untuk orang lain. Menurut Al<br />

Khaththabi maksudnya adalah kamu akan menanggung dosa orang-orang<br />

yang lemah dan pengikut-pengikutmu apabila mereka tidak masuk agama<br />

Islam, sebab orang-orang kecil (rakyat) selalu mengikuti orang-orang<br />

yang besar (pemimpin).<br />

J_*n<br />

; ... (Wahai Ahli Kitab...) Ada yang mengatakan<br />

bahwa Nabi menulis surat ini sebelum turunnya ayat tersebut, akan tetapi<br />

lafazhnya cocok dengan ayat yang diturunkan oleh Allah, karena sebab<br />

turunnya ayat ini mengenai utusan Nazaret (Najran) yang terjadi pada<br />

tahun ke-9, sedang cerita Abu Sufyan pada tahun ke-6. Pembahasan ini<br />

diulas secara panjang lebar dalam pembahasan tentang Al Maghazi. Ada<br />

yang mengatakan ayat ini turun diawal hijrah sesuai dengan perkataan<br />

ibnu Ishaq, dan ada pula yang mengatakan, bahwa turunnya ayat ini<br />

bekenaan dengan orang-orang Yahudi, sedangkan pendapat terakhir<br />

mengatakan, bahwa ayat int turun dua kali, tapi pendapat ini tidak benar.<br />

Pelajaran yang dapat diambil<br />

Hadits ini mengindikasikan bahwa orang yang sedang junub<br />

boleh membaca satu atau dua ayat Al Qur'an, atau mengirim sebagian<br />

ayat-ayat Al Qur'an kepada musuh dan membawanya ketika bepergian.<br />

Berbeda dengan pendapat Ibnu Baththal yang mengatakan, bahwa<br />

hukum ayat ini telah dihapus (Nasakh) dan tidak diperbolehkan<br />

membawa Al Qur*an ketika pergi ke daerah musuh. Dimungkinkan dari<br />

66 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!