21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Demikianlah <strong>hadits</strong> Jundub tidak menyebutkannya secara<br />

mendetail. Dalam riwayat Urwah Rasulullah berkata kepada Abdullah<br />

bin Jahsy, "Jika engkau telah bepergian selama dua hari, maka bukalah<br />

kitab ini. "Baik Jundub maupun Urwah, mereka berdua mengatakan, "la<br />

membuka kitab tersebut di sana hingga kami mendapatkan berita tentang<br />

Quraisy, dan jangan sekali-kali engkau menyakiti seorang wanita."<br />

Dalam <strong>hadits</strong> Jundub dikatakan, "Maka dua orang berjalan<br />

pulang, sedangkan selebihnya masih melanjutkan perjalanan hingga<br />

mereka bertemu dengan Amru bin Al Hadhrami yang membawa barang<br />

dagangan untuk kaum Quraisy, maka mereka pun membunuhnya. "<br />

Amru bin Al Hadhrami adalah orang kafir pertama yang terbunuh<br />

oleh kaum Muslimin, yaitu pada awal bulan Rajab, dan mereka<br />

merampas semua barang dagangan kaum Musyrikin. Perampasan ini<br />

adalah pertama kalinya dalam Islam sehingga orang-orang kafir mencela<br />

mereka karena hal tersebut, maka turunlah firman Allah, 'Mereka<br />

bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram " (Qs. Al<br />

Bauarah (2): 217)<br />

Indikasi dan <strong>hadits</strong> tersebut sangat jelas, yaitu Rasulullah<br />

menyodorkan sebuah kitab dan memerintahkan untuk membacakannya<br />

kepada para sahabat agar mereka mengetahui isi kitab itu, maka <strong>hadits</strong><br />

tersebut mengandung metode Munawaiah dan Mukalabah.<br />

Sebagian ulama berpendapat bahwa <strong>hadits</strong> tersebut dapat<br />

dijadikan hujjuh, karena tidak mungkin ada perubahan atau penggantian.<br />

Hal ini disebabkan karena sahabat adalah orang yang diakui keadilannya,<br />

tidak seperti generasi berikutnya seperti yang dikatakan oleh Al Baihaqi,<br />

Dalam hal ini, saya berpendapat bahwa metode Mukatahah dapat<br />

dijadikan hujjah jika surat tersebut bersifat resmi (distempel),<br />

pembawanya adalah orang yang bisa memegang amanat dan orang yang<br />

menerimanya mengetahui tulisan guru itu, atau ada syarat lain yang dapat<br />

menutup kemungkinan terjadinya perubahan atau penggantian. Wallahu<br />

A lam.<br />

—LJ y_\&j ^ (Menyuruh seorang laki-laki untuk mengantarkan<br />

suratnya). Orang tersebut adalah Abdullah bin Hudzafah As-Sahmi,<br />

seperti yang disebutkan dalam <strong>hadits</strong> tersebut dalam kitab Al Maghazi.<br />

Kisra adalah Abruwaiz Hurmuz bin Anusyirwan, sedangkan pembesar<br />

Bahrain adalah Al Mundzir bin sawi. Pembahasan <strong>hadits</strong> ini akan kita<br />

bahas dalam kitab Al Maghazi.<br />

—(Saya<br />

kira). Orang yang mengatakan ini adalah Ibnu<br />

Syihab, seorang periwayat <strong>hadits</strong>. Hadits-<strong>hadits</strong>nya tentang pengiriman<br />

surat tersebut disebutkan secara maushul (bersambung sanadnya),<br />

FATHUL BAARI — 291

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!