21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

membawa untanya sampai mendatangi masjid, lalu turun dari unta dan<br />

mengikatnya kemudian masuk ke dalam masjid." Hal itu dijelaskan lagi<br />

dalam suatu riwayat dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Ahmad dan<br />

Hakim, "Dia turun dari untanya di depan pintu masjid kemudian<br />

mengikatnya dan masuk."<br />

Kalimat putih atau kemerah-merahan terdapat dalam riwayat<br />

Harits bin Umair. Hamzah bin Harits berkata, "Dia putih kemerahmerahan."<br />

Riwayat ini untuk menguatkan sifat Nabi SAW, bahwa beliau<br />

tidak putih dan tidak pula sawo matang atau tidak putih sekali.<br />

kepada para sahabat untuk memberitahukan sesuatu dari beliau. Konon<br />

dikatakan bahwa beliau belum mengatakan "Ya", karena orang badui im<br />

tidak berbicara kepada Nabi sesuai dengan kedudukan beliau yang mulia,<br />

sebagaimana firman Allah, "Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul<br />

diantara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian yang<br />

lain. "(. An-Nuur {24); 63)<br />

Merupakan sesuatu yang dimaafkan, jika kita mengatakan bahwa<br />

dia datang dalam keadaan muslim dan larangan itu belum sampai<br />

kepadanya, karena perbuatan tersebut merupakan sisa-sisa tabiat kasar<br />

orang Arab. Kita dapat melihatnya dalam ucapannya setelah itu, "Saya<br />

mendesak kamu dalam masalah," dan perkataannya dalam riwayat<br />

Tsabit, "Utusanmu menganggap bahwa kamu menduga." Inilah yang<br />

terdapat pada awal riwayat Tsabit dari Anas, "Kita dilarang dalam Al<br />

Qur'an untuk bertanya kepada Rasulullah tentang sesuatu, dan yang<br />

mengejutkan kita adalah datangnya seorang laki-laki dari badui yang<br />

cerdas dan bertanya kepada Rasul sedangkan kita mendengarkan."<br />

Abu Awanah menambahkan dalam Shahihnya, "Mereka lebih<br />

berani daripada kita." Para sahabat berhenti saat ada larangan, dan<br />

mereka mendapatkan keringanan karena ketidaktahuan mereka. Sahabat<br />

berangan-angan supaya badui yang cerdas itu tahu apa-apa yang<br />

ditanyakannya.<br />

Dalam riwayat Tsabit dari Ziyad bahwa dia membenarkan apa<br />

yang ia tanyakan dan mengulang sumpah dalam setiap masalah sebagai<br />

penguat ketetapannya, semua itu merupakan dalil atas tingkah lakunya<br />

yang baik dan kecerdasan akalnya. Maka Umar berkata dalam riwayat<br />

Abu Hurairah, "Saya tidak melihat seorang pun yang lebih teliti dan kritis<br />

dalam setiap permasalahan daripada Dhimam."<br />

Perkataannya<br />

mendengarmu) atau turunnya ketetapan Nabi<br />

ilU^ii (Meninggikan suara), artinya saya bertanya<br />

padamu dengan meninggikan suara, sebagaimana perkataaan Al Baghawi<br />

FATHUL BAARI — 283

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!