21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

diketahui oleh mereka, maka Rasulullah pun memperingatkan mereka<br />

dengan ayat tersebut. Atau ada kemungkinan bahwa ayat itu diturunkan<br />

pada saat itu, kemudian Rasulullah menyampaikan dan memperingatkan<br />

mereka dengan ayat tersebut. Dari sini, maka kedua riwayat di atas dapat<br />

disatukan.<br />

Al Khaththabi berkata, "Syirik menurut para sahabat lebih besar<br />

daripada kezhaliman, maka mereka menafsirkan kata "zhulmun" dengan<br />

selain syirik (perbuatan maksiat lainnya) dan mereka menanyakan<br />

tentang hal tersebut sehingga turunlah ayat ini. "Menurut hemat saya,<br />

mereka menafsirkan kata "zhulmun "secara umum yaitu mencakup syirik<br />

dan perbuatan maksiat lainnya, hal itu juga sebagaimana yang<br />

dikehendaki oleh Imam Bukhari. Alasan mereka menafsirkannya secara<br />

umum adalah, karena kata tersebut dalam bentuk nakirah (indefinit) dan<br />

dalam konteks kalimat negatif.<br />

Keterangan Hadits:<br />

\jLS<br />

(dan tidak mencampuradukkan)<br />

Muhammad bin Ismail At-Taimi dalam penjelasannya berkata,<br />

"Mencampuradukkan antara syirik dan iman tidak mungkin dapat<br />

dilaksanakan. Maka maksud dari ayat tersebut adalah, mereka tidak<br />

memiliki dua sifat secara bersamaan, yaitu kekafiran setelah keimanan<br />

atau keimanan itu sendiri." Mungkin pula mereka tidak menggabungkan<br />

antara keduanya, baik secara zhahir maupun batin atau dengan kata lain<br />

tidak munafik. Inilah arti yang paling tepat, oleh karena itu Imam<br />

Bukhari menyambungnya dengan bab "Tanda-tanda Orang Munafik."<br />

Hal ini menunjukkan kepandaiannya dalam merangkai bab. Kemudian<br />

dalam sanad ini terdapat 3 orang dari golongan tabi'in, dimana salah<br />

seorang dari mereka meriwayatkan dari yang lain, yaitu Al A'masy dari<br />

syaikhnya, Ibrahim bin Yazid An-Nakha'i dari pamannya 'Alqamah bin<br />

Qais An-Nakha'i. Ketiga orang tersebut merupakan ahli fikih dari Kufah.<br />

Adapun yang dimaksud dengan Abdullah adalah Abdullah Ibnu Mas'ud,<br />

dan sanad ini merupakan sanad yang paling shahih.<br />

Ada pelajaran penting yang dapat diambil dari <strong>hadits</strong> ini, antara<br />

lain:<br />

1. Menafsirkan nash secara umum, selama tidak ada nash yang<br />

mengkhususkannya.<br />

2. Bentuk nakirah (indefinit) dalam konteks kalimat negatif<br />

menunjukkan arti umum.<br />

FATHUL BAARI — 157

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!