21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Keterangan Hadits:<br />

f'*--V j* f'*— Jl (salam termasuk bagian dari Islam). Dalam riwayat<br />

Karimah ditambahkan kata ifsya' (menyebarkan), yang berarti<br />

menyebarkan salam secara diam-diam atau terang-terangan. Kata tersebut<br />

sesuai dengan perkataan Rasulullah, "kepada orang yang engkau ketahui<br />

dan tidak engkau ketahui." Penjelasan "menyebarkan salam termasuk<br />

bagian dari Islam" telah diterangkan dalam bab Ith 'am Ath-Tha aam<br />

(memberi makan).<br />

Amraar adalah putra Yasir (Ammar bin Yasir). Dia adalah salah<br />

seorang yang pertama kali masuk Islam,<br />

(tiga), yaitu tiga sifat.<br />

Yang dimaksud 'Alam" dalam <strong>hadits</strong> ini adalah seluruh manusia.<br />

Sedangkan j'—a^' 1<br />

berarti miskin, atau membutuhkan menurut pendapat<br />

yang lain. Jika arti kedua yang diambil, maka kata 'j? dalam kalimat J<br />

j—berarti "dengan" atau "pada saat". Abu Zinad bin Siraj dan ulamaulama<br />

lainnya berkata, "Orang yang melakukan tiga hal tersebut maka<br />

imannya telah sempurna, karena kesempurnaan iman sangat tergantung<br />

kepada tiga hal tersebut. Sebab seorang hamba yang memiliki sifat adil,<br />

akan selalu melaksanakan kewajiban yang diberikan kepadanya serta<br />

menjauhi segala sesuatu yang dilarang oleh Tuhannya. Hal ini dapat<br />

mencakup semua rukun iman.<br />

Mengucapkan salam mencerminkan akhlak yang mulia, sifat<br />

tawadhu' (rendah hati) dan menghormati serta tidak mencela orang lain,<br />

sehingga dengan demikian dapat terjalin hubungan saling mencintai antar<br />

sesama. Kemudian berinfak dalam kesusahan adalah merupakan<br />

perbuatan yang benar-benar mulia, sebab jika seseorang mau berinfak<br />

pada saat ia membutuhkan, maka pada waktu lapang ia akan lebih banyak<br />

lagi berinfak. Pengertian "berinfak" dalam <strong>hadits</strong> ini bersifat umum atau<br />

tidak hanya terbatas pada keluarga dan tamu, yang wajib maupun yang<br />

sunnah. Berinfak pada saat membutuhkan merupakan manifestasi dari<br />

keimanan kepada Allah, zuhud terhadap kehidupan dunia dan tidak<br />

banyak berangan-angan. Hal ini membuktikan bahwa <strong>hadits</strong> tersebut<br />

adalah <strong>hadits</strong> marfu' (dinisbatkan kepada Rasulullah), karena perkataan<br />

semacam itu hanya berasal dari lisan orang yang memiliki jawami 'ul<br />

kalim, Wallahu 'Alam."<br />

FATHUL BAARI — 147

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!