21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

amalnya telah diterima. Pendapat ini berseberangan dengan madzhab<br />

Ihbathiyah yang menyamakan hukum seorang yang berbuat maksiat<br />

dengan hukum orang kafir, dan mayoritas mereka adalah aliran<br />

Qadariyah. Wallahu A 'lam<br />

Tidak ada seorang pun diantara mereka yang mengatakan kadar<br />

keimanannya sama dengan Jibril dan Mikail, artinya tidak seorang pun<br />

dari mereka yakin bahwa mereka tidak disentuh oleh kemunafikan seperti<br />

keimanan Jibril. Hal ini menunjukkan bahwa mereka adalah golongan<br />

yang berpendapat adanya tingkatan keimanan dalam diri seorang<br />

mukmin, berlawanan dengan golongan Murji'ah yang berpendapat bahwa<br />

iman para shiddigin dan yang lainnya berada pada satu level. Telah<br />

diriwayatkan <strong>hadits</strong> dalam marfu' dari Aisyah dengan makna senada<br />

dengan <strong>hadits</strong> Ibnu Mulaikah yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani<br />

dalam kitab AlAusath, hanya saja rangkaian sanadnya lemah.<br />

Ibrahim Al Harbi berkata, bahwa<br />

(Memaki) lebih kasar<br />

daripada i—H (Mencela).<br />

i4—(Orang muslim). Kata tersebut dipakai dalam mayoritas<br />

riwayat. Akan tetapi riwayat Ahmad dari Ghandar dari Syu'bah, kata<br />

yang dipergunakan adalah j—>y dimana agaknya beliau meriwayatkan<br />

<strong>hadits</strong> dengan maknanya.<br />

Secara<br />

etimologi, j—~> berarti Al Khuruuj (Keluar). Secara<br />

terminologi berarti keluar dari taat kepada Allah dan rasul-Nya. Kata<br />

"fasik" dalam syariat lebih tinggi tingkatannya daripada kata maksiat.<br />

Allah SWT berfirman, "...dan menjadikan kamu kepada kekafiran,<br />

kefasikan dan kedurhakaan (kemaksiatan)" (Qs. Al Hujuraat (49) 1 . 7)<br />

Dalam <strong>hadits</strong> ini menunjukkan penghormatan hak seorang<br />

muslim. Apabila seseorang memakinya tanpa bukti, maka hukumannya<br />

adalah kefasikan.<br />

J<br />

°—"^J (Dan membunuhnya adalah kekufuran). Jika ada<br />

pertanyaan, "Kalimat ini meskipun mengandung bantahan terhadap<br />

golongan Murji'ah, akan tetapi secara lahiriah menguatkan aliran<br />

Khawarij yang mengafirkan orang yang berbuat maksiat." Jawabnya,<br />

kalimat itu memang mengandung penolakan terhadap pelaku bid'ah,<br />

maka bukan hanya Khawarij yang dimaksud dari zhahir <strong>hadits</strong>. Akan<br />

tetapi ketika membunuh lebih keras daripada memaki -karena perbuatan<br />

tersebut mengakibatkan kematian- Rasul mengekspresikannya dengan<br />

lafazh yang lebih keras daripada lafazh fasik, yaitu kufur.<br />

FATHUL BAARI — 203

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!