21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kalimat yang lain, adalah untuk menunjukkan bahwa <strong>hadits</strong> kedua<br />

menjelaskan apa yang tidak ada dalam <strong>hadits</strong> pertama.<br />

Dalam hal ini mencakup masalah wudhu, karena ada perbedaan<br />

pendapat bagi golongan yang tidak mensyaratkan niat dalam wudhu<br />

seperti yang dinukil dari Auza'i dan Abu Hanifah serta yang lainnya.<br />

Dalil mereka adalah, wudhu bukan ibadah independen (bebas), akan<br />

tetapi merupakan sarana ibadah seperti shalat. Pendapat mereka<br />

bertentangan dengan tayammum yang juga merupakan sarana akan tetapi<br />

disyaratkan niat.<br />

Mayoritas Ulama berargumentasi tentang diwajibkannya niat<br />

dalam wudhu dengan <strong>hadits</strong> shahih, karena dengan niat akan mendapat<br />

pahala. Sedangkan kewajiban zakat akan gugur dengan diambilnya harta<br />

oleh penguasa walaupun pemiliknya tidak berniat, karena penguasa lelah<br />

menempati posisi niat tersebut. Ibadah haji menjadi fardhu bagi siapa<br />

yang menghajikan orang lain berdasarkan dalil khusus, yaitu <strong>hadits</strong> Ibnu<br />

Abbas dalam kisah Syubrumah.<br />

Adapun disebutkan puasa di sini sebagai sanggahan bagi orang<br />

yang menyatakan bahwa puasa Ramadhan tidak membutuhkan niat,<br />

karena Ramadhan itu sendiri telah dibedakan dengan bulan yang lain.<br />

Imam Bukhari menyebutkan terlebih dahulu haji daripada puasa<br />

berdasarkan <strong>hadits</strong> "Bunial Islam" yang telah disebutkan. Sementara<br />

yang dimaksud hukum di sini adalah, setiap transaksi yang mengandung<br />

peradilan, yang mencakup jual beli, nikah, ikrar dan lain sebagainya.<br />

Setiap perbuatan yang tidak disyaratkan adanya niat, adalah karena<br />

adanya dalil khusus.<br />

Ibnu Munir menyebutkan kaidah perbuatan yang memerlukan<br />

niat dan yang tidak. Beliau berkata, "Setiap perbuatan yang tidak<br />

menimbulkan dampak seketika tetapi dimaksudkan mencari pahala, maka<br />

disyaratkan niat. Apabila perbuatan tersebut menimbulkan efek seketika<br />

dan telah dipraktekkan sebelum datangnya syariah karena adanya<br />

kesesuaian diantara keduanya, maka tidak disyaratkan niat, kecuali yang<br />

mengerjakannya memiliki maksud lain untuk mendapat pahala."<br />

Semua yang bersifat maknawi seperti rasa takut dan raja'<br />

(permohonan) maka tidak disyaratkannya niat, karena perbuatanperbuatan<br />

tersebut tidak akan terwujud tanpa disertai dengan niat, jika<br />

tidak ada niat, maka mustahil perbuatan tersebut akan terwujud. Oleh<br />

karena i m, niat merupakan syarat logis bagi perbuatan tersebut.<br />

Berdasarkan hai tersebut, maka tidak disyaratkan niat untuk menghindari<br />

adanya pengulangan yang tidak perlu. Sedangkan perkataan yang harus<br />

disertai niat ada tiga. Pertama, perkataan yang dimaksudkan untuk<br />

mendekatkan diri kepada Allah dan menghindari rtya'. Kedua, untuk<br />

FATHUL BAARI — 251

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!