21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dengan jalur sanad yang lain namun lelap bersumber dan Zubair dengan<br />

menggunakan lafazh, •—J* — S S (Barangsiapa berbohong dengan<br />

meriwayatkan sesuatu dariku), dalam matan <strong>hadits</strong> ini tidak menyebutkan<br />

kata i^U (dengan sengaja).<br />

Untuk berpegang teguh pada <strong>hadits</strong> ini, Zubair memilih untuk<br />

tidak terlalu banyak meriwayatkan <strong>hadits</strong>. Sikap Zubair inilah yang<br />

kemudian menjadi dalil pendapat yang benar untuk mengartikan<br />

kebohongan dengan menyampaikan sesuatu yang tidak sebenarnya, baik<br />

disengaja atau sebab kesalahan. Walaupun kesalahan dalam<br />

menyampaikan sesuatu itu tidak berdosa menurut konsensus ulama,<br />

namun Zubair tetap khawatir akan sering terjebak dalam kesalahan,<br />

sedang dia tidak merasakan kesalahan tersebut Walaupun dia tidak<br />

berdosa karena kesalahan, tapi dia bisa menjadi berdosa jika terlalu<br />

sering melakukan kesalahan. Semakin banyak beliau menyampaikan,<br />

maka semakin besar kemungkinan terjadi suatu kesalahan; dan orang<br />

yang mempunyai kredibilitas l s i q a h (dapat dipercaya) sulit dilihat<br />

kesalahannya, maka orang lain akan mengamalkan apa yang<br />

disampaikannya<br />

Selanjutnya, barangsiapa yang takut banyak melakukan<br />

kesalahan, maka tidak ada jaminan akan terbebas dari dosa jika ia<br />

dengan sengaja memperbanyak menyampaikan sesuatu. Oleh karena itu,<br />

Zubair dan sejumlah sahabat lainnya tidak banyak meriwayatkan <strong>hadits</strong>.<br />

Kalaupun mereka meriwayatkan <strong>hadits</strong> dalam jumlah yang banyak, hal<br />

ini karena keyakinan mereka akan kebenaran yang disampaikannya atau<br />

karena mereka sudah lanjut usia sehingga ilmu mereka sangat dibutuhkan<br />

untuk dijadikan rujukan (tempat bertanya), sehingga merekapun tidak<br />

mungkin menyembunyikan ilmu.<br />

»-*—«•* ''SJJ (Disediakan tempatnya). Kata perintah ini mempunyai<br />

makna berita, peringatan, sindiran atau doa bagi orang vang melakukan<br />

kebohongan. Artinya, Allah akan menyediakan suatu tempat bagi mereka<br />

(neraka). Menurut Al Karmani, kata perintah ini lebih cenderung<br />

menunjukkan arti yang sebenarnya. Artinya barangsiapa yang berbohong<br />

atas nama Nabi, maka dia harus memerintahkan dirinya untuk mengambil<br />

tempat di neraka. Telah diriwayatkan dari Ahmad dengan jalur sanad<br />

shahih dari Ibnu Umar (dibuatkan rumah untuknya di neraka). Ath-Thibi<br />

mengatakan, "Matan <strong>hadits</strong> ini mengandung isyarat untuk sengaja<br />

melakukan dosa dan balasannya. Dalam arti jika orang tersebut telah<br />

berniat untuk berbohong, maka dia juga telah berniat untuk menerima<br />

ganjarannya, yaitu masuk neraka."<br />

FATHUL BAARI — 387

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!