21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sampai tiga kali; dan apabila beliau mengucapkan satu patah kata,<br />

beliau mengulangnya sampai tiga kali.<br />

'(X* J ^ I U jU—* f y" ^ ^ ^ ^<br />

95. Z)an /4nas radhiallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi<br />

Wasallam, "Sesungguhnya Nabi, apabila beliau mengucapkan satu patah<br />

kata, diulangnya sampai tiga kali, sehingga orang mengerti maksudnya.<br />

Apabila Nabi datang kepada satu kaum. beliau memberi salam kepada<br />

mereka sampai tiga kali."<br />

Keterangan Hadits:<br />

Adalah merupakan kebiasaan Rasulullah mengulanginya sampai<br />

tiga kali. Maksudnya, Anas menceritakan kebiasaan Rasulullah SAW<br />

yang dia ketahui, lalu dia memberi saksi akan hal itu, bukan Nabi yang<br />

memberitahunya. Pendapat ini diperkuat dengan riwayat yang<br />

dikeluarkan oleh mushannij pada pembahasan izin, dan <strong>hadits</strong> lshaq dan<br />

Abd Shamad dengan sanad yang serupa dari Anas.<br />

-^•ij 'V (Apabila beliau berbicara) Al Karmani mengatakan, bahwa<br />

susunan kalimat seperti ini menurut para ulama Ushul fiqih (Ushuliyin),<br />

mengisyaratkan bahwa Nabi jika berbicara selalu mengulang sebanyak<br />

tiga kali.<br />

Tujuan Nabi mengulang perkataannya sebanyak tiga kali adalah<br />

supaya agar dipahami, begitu juga Tirmidzi dan Hakim menyebutkan<br />

dalam kitab A! Mustadrak.<br />

Ibnu Munir mengatakan, bahwa Imam Bukhari dengan bab ini<br />

bertujuan untuk memberi peringatan terhadap orang yang enggan<br />

mengulangi pembicaraan, dan beliau mengingkari bahwa orang yang<br />

meminta pengulangan termasuk orang yang bodoh. Kemudian dia<br />

mengatakan, bahwa yang benar adalah hal ini tergantung perbedaan<br />

masing-masing tabiat manusia, makanya tidak tercela bagi seorang<br />

pendengar yang belum bisa mengingat pada kali pertama untuk meminta<br />

pengulangan. Begitu juga si pembicara, tidak mengapa tidak<br />

mengulangnya kembali, namun jika dia mengulangnya berarti sebagai<br />

penekanan terhadap apa yang dikatakan pada pertama kali.<br />

364 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!