21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

"Aku sudah masuk Islam, seandainya kamu masuk Islam, maka saya<br />

bersedia dikawini." Lalu Abu Thalhah masuk islam dan menikahi ummu<br />

Sulaim. Hal ini dilakukan atas dasar keinginannya untuk masuk Islam<br />

dan menikahi ummu Sulaim, seperti juga orang yang melakukan puasa<br />

dengan niat ibadah dan menjaga kesehatan.<br />

Imam Ghazali menggaris bawahi apabila keinginan untuk<br />

memperoleh dunia lebih besar dari keinginannya untuk mendekatkan diri<br />

kepada Allah, maka orang itu tidak mendapatkan pahala, begitu pula<br />

apabila terjadi keseimbangan antara keduanya antara keinginan untuk<br />

mendapatkan dunia dan mendekatkan diri kepada Allah, ia tetap tidak<br />

mendapatkan pahala. Akan tetapi apabila seseorang berniat untuk ibadah<br />

dan mencampurnya dengan keinginan selain ibadah yang dapat mengurangi<br />

keikhlasan, maka Abu Ja'far bin Jarir Ath-Thabari telah menukil<br />

perkataan ulama salaf, bahwa yang harus menjadi tolak ukur adalah niat<br />

awal, apabila ia memulai dengan niat untuk mendekatkan diri kepada<br />

Allah, maka perubahan niat tidak menggugurkan pahalanya. Wallahu<br />

a'lam.<br />

Kesimpulan dalam <strong>hadits</strong> ini, adalah larangan untuk melakukan<br />

sesuatu perbuatan sebelum mengetahui hukumnya secara jelas, karena<br />

suatu pekerjaan yang tidak didasari niat, maka pekerjaan itu akan sia-sia,<br />

dan orang yang melakukan suatu perbuatan dengan tidak mengetahui<br />

hukumnya secara jelas, maka niatnya tidak sah. Akan tetapi orang yang<br />

lalai tidak termasuk dalam hukum ini, karena setiap perbuatan harus<br />

dikerjakan dengan kesadaran diri, sedangkan orang yang lalai tidak<br />

mempunyai maksud. Contoh, orang melakukan puasa sunah dengan niat<br />

sebelum tergelincirnya matahari, maka orang itu akan mendapat pahala<br />

dari waktu dia memulai niatnya. Akan tetapi ada pendapat yang mengatakan<br />

bahwa dia tetap mendapat pahala puasa yang sempurna berdasarkan<br />

sebuah <strong>hadits</strong>, "Bamngsiapa mendapatkan sebagian dari rakaat (shalat<br />

jama 'ah), maka dia telah mendapatkan/iya" artinya mendapatkan keutamaan<br />

jama'ah atau waktunya.<br />

Dapat juga diambil kesimpulan dari pemahaman <strong>hadits</strong> di atas,<br />

bahwa yang tidak termasuk dalam kategori pekerjaan tidak memerlukan<br />

niat, seperti shalat jama' tagdim menurut pendapat yang paling benar<br />

tidak diperlukannya niat tertentu, berbeda dengan pendapat ulama madzhab<br />

Syafi'i, tapi guru kami Syaikh Islam berkata, bahwa jama'<br />

(mengumpulkan shalat) bukanlah termasuk perbuatan, tetapi yang<br />

termasuk dalam perbuatan adalah shalat itu sendiri." Pendapat ini<br />

dikuatkan dengan apa yang telah dipraktekkan Rasulullah yaitu men-<br />

FATHUL BAARI— 29

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!