21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

diketahui oleh istrinya, kecuali setelah lewat masa iddah (4 bulan). Maka<br />

masa iddah sang istri telah habis dengan sendirinya, karena maksud masa<br />

iddah adalah untuk mengetahui bahwa dalam rahim istri tidak ada janin<br />

dari suami yang telah meninggal, dan hal itu sudah diketahui oleh sang<br />

istri dalam waktu tersebut, dengan demikian tidak wajib bagi sang istri<br />

untuk niat iddah lagi.<br />

Imam Al Karmani menentang pendapat Muhyiddin yang mengatakan,<br />

bahwa meninggalkan suatu perbuatan tertentu tidak memerlukan<br />

niat, karena meninggalkan itu sendiri termasuk perbuatan, yaitu<br />

menahan diri untuk tidak melakukannya, sehingga apabila hal itu<br />

dimaksudkan untuk mendapatkan pahala dengan menaati perintah syariat,<br />

maka harus ada niat untuk meninggalkannya. Sedangkan pernyataan<br />

bahwa "altarku fl'lun" (Tidak melakukan sesuatu (meninggalkan)<br />

merupakan suatu perbuatan) masih diperselisihkan, sedangkan untuk<br />

menjadikan nash sebagai dalil yang diakui, diperlukan adanya kesepakatan<br />

yang bebas dari perselisihan. Adapun pengambilan dalil yang kedua<br />

tidak sesuai dengan konteks pembahasan, karena masalah yang dibahas<br />

adalah apakah meninggalkan suatu perbuatan harus disertai niat, sebagaimana<br />

pelakunya akan mendapat dosa jika meninggalkan niat itu? Namun<br />

yang diungkapkan Ghazali adalah apakah orang yang meninggalkan niat<br />

tetap akan mendapatkan pahala? Dengan demikian perbedaan masalah ini<br />

sangat jelas.<br />

Kesimpulannya, bahwa meninggalkan suatu perbuatan yang tidak<br />

disertai niat, tidak akan mendapat pahala, akan tetapi yang mendapatkan<br />

pahala adalah menahan diri. Karena orang yang tidak terdetik sama sekali<br />

dalam hatinya untuk melakukan suatu perbuatan maksiat, tidak sama<br />

dengan orang yang terdetik dalam hatinya untuk melakukan perbuatan<br />

maksiat, kemudian ia berusaha menahan diri untuk tidak melakukannya<br />

karena takut kepada Allah.<br />

Dari uraian di atas kita dapat mengambil intisari, bahwa semua<br />

perbuatan membutuhkan niat, dan bukan hanya meninggalkan (tidak<br />

melakukan perbuatan tertentu) saja yang perlu niat. Wallahu a 'lam.<br />

^J J\ 'J** (Barangsiapa yang berhijrah untuk<br />

mengharapkan dunia).<br />

Kalimat seperti ini hampir terdapat dalam semua kitab <strong>hadits</strong><br />

yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan menghapus sebagian<br />

(matan) <strong>hadits</strong>, yaitu (*Jj_Ijj ii '

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!