21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Hadits yang terdapat pada bab ini juga diriwayatkan oleh Abu<br />

Darda' dan perawi-perawi lainnya. Oleh karena itu, pendapat yang<br />

mengatakan bahwa perkataan tersebut merupakan perkataan Bukhari<br />

adalah pendapat yang tidak benar. Adapun maksud dari <strong>hadits</strong> ini adalah,<br />

bahwa ilmu yang diakui adalah ilmu yang berasal dari para nabi dan para<br />

pewarisnya (ulama) dengan cara belajar.<br />

ji j<br />

•' Jiij (Abu Dzarr berkala). Komentar ini adalah yang kami<br />

riwayatkan secara maushul (bersambung sanadnya) dalam kitab Musnad<br />

Ad-Darimi dan kitab-kitab lainnya dari jalur Al Auza'i: Telah<br />

menceritakan kepadaku Abu Kaisir -yaitu Malik bin Mar'id- dari<br />

ayahnya bahwa ayahnya berkata, "Saya mendatangi Abu Dzarr pada<br />

saat ia sedang duduk di dekat Jumrah iVustha (tiang jamarat<br />

pertengahan), dan manusia telah berkumpul di sekelilingnya untuk<br />

meminta fatwa. Maka datanglah seorang laki-laki kemudian berdiri di<br />

hadapannya dan berkata, ' Tidakkah kamu berhenti untuk memberikan<br />

fatwa 7 ' Maka Abu Dzarr mengangkat kepalanya sambil memandang ke<br />

arah orang tersebut dan kemudian berkata, 'Apakah kamu ingin<br />

menjegalku? Seandainya kalian meletakkan ' dan seterusnya seperti<br />

yang disebut di permulaan bab ini."<br />

Kami juga meriwayatkannya dalam kitab Al lljlyah dengan<br />

menjelaskan bahwa perkataan tersebut ditujukan kepada seseorang dari<br />

kaum Ouraisy, dan orang yang melarangnya untuk berfatwa adalah<br />

Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu. Alasan dari larangan tersebut<br />

adalah karena ketika berada di Syatn. Abu Dzarr berselisih paham dengan<br />

Muawiyah dalam mentakwilkan firman Allah Subhanahu Wata'ala,<br />

"Dan orang-orang vang menimbunkan emas dan perak. "(Qs. At-Taubah<br />

(9): 34)<br />

Muawiyah berpendapat bahwa ayat tersebut diturunkan khusus<br />

untuk ahti kitab, sedangkan Abu Dzarr berpendapat bahwa ayat tersebut<br />

bersifat umum baik untuk mereka (ahli kitab) maupun ktta (kaum<br />

muslimin). Maka Muawiyah menulis surat kepada Utsman, dan<br />

kemudian surat tersebut dikirim kepada Abu Dzarr. Karena perselisihan<br />

ini, maka Abu Dzarr berpindah dari Madinah dan menetap di Rabadzah<br />

sampai akhir hayatnya. Ini diriwayatkan oleh Nasa'i.<br />

Riwayat tersebut, menjelaskan bahwa Abu Dzarr tidak mau<br />

mematuhi seorang imam (pemimpin) jika melarangnya untuk berfatwa,<br />

karena beliau memandang bahwa menyampaikan fatwa merupakan<br />

304 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!