21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

erkaitan dengan hukum Islam) mencakup semua hal yang disebutkan<br />

dalam <strong>hadits</strong>.<br />

Jika ada pertanyaan, "Kenapa yang disebutkan hanya shalat dan<br />

zakat saja dalam nasli di atas?" Jawabnya, supaya manusia<br />

memperhatikan dua hal tersebut, karena shalat dan zakat adalah ibadah<br />

yang sangat mulia, disamping keduanya juga merupakan ibadah<br />

badaniyah (jasmani) dan maliyah (harta) yang paling penting.<br />

W_J^Ji \ j—IJJ j (menegakkan shalat), artinya melaksanakan shalat<br />

secara kontinu dengan memenuhi semua syarat rukunnya. Maksud dari<br />

qiyaam (berdiri) adalah adaa' (melaksanakan) yang dalam hal ini<br />

termasuk ta'bir al kulli bil juz'i (menerangkan sesuatu dengan<br />

menyebutkan bagiannya), karena berdiri merupakan salah satu rukun<br />

shalat. Yang dimaksud dengan shalat di sini adalah yang diwajibkan,<br />

bukan shalat secara umum. Oleh karena itu, tidak termasuk di dalamnya<br />

sujud tilawah walaupun sujud tersebut dapat dikategorikan dalam shalat.<br />

Syaikh Muhyiddin An-Nawawi berkata, "Hadits ini mengindikasikan<br />

bahwa orang yang meninggalkan shalat secara sengaja akan dibunuh atau<br />

dihukum mati." Kemudian beliau menyebutkan perbedaan pendapat<br />

ulama dalam masalah ini.<br />

Ketika Al Karmani ditanya tentang hukum orang yang<br />

meninggalkan zakat, beliau menjawab bahwa hukum shalat dan zakat<br />

adalah sama karena tujuan kedua hal tersebut tidaklah berbeda, yaitu<br />

"memerangi" bukan "menghukum mati." Adapun perbedaannya, orang<br />

yang tidak mau membayar zakat dapat diambil secara paksa sedangkan<br />

dalam shalat tidak dapat diperlakukan seperti itu. Oleh karena itu, jika<br />

seseorang telah mencapai nisab dan tidak mau mengeluarkan zakat maka<br />

dia harus diperangi.<br />

Dalam kerangka ini, Abu Bakar Ash-Shiddiq memerangi<br />

golongan yang tidak mau membayar zakat. Tidak ada satupun riwayat<br />

yang menunjukkan bahwa beliau membunuh mereka. Oleh karena itu,<br />

harus diteliti terlebih dahulu jika <strong>hadits</strong> ini dijadikan dalil untuk<br />

membunuh orang yang meninggalkan shalat, karena sighah (bentuk<br />

kalimat) uqaatil (saya memerangi) dengan aqtul (saya membunuh)<br />

adalah berbeda. Wallahu A 'lam.<br />

Ibnu Daqiq Al 'Id dalam kitabnya Syarh Al 'Vmdah telah<br />

menjelaskan secara panjang lebar dalam menolak pendapat yang<br />

menggunakan <strong>hadits</strong> tersebut sebagai dasar legalitas eksekusi bagi orang<br />

yang meninggalkan shalat. Beliau berkata, "Diperbolehkannya<br />

FATHUL BAARI — 133

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!