21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dimaksudkan oleh Ibnu Ma'in adalah kemungkinan pertama, sedangkan<br />

argumentasi yang menyatakan penolakan Nabi terhadap Al Barra' dan<br />

lainnya pada perang Badar karena belum mencapai umur lima belas<br />

tahun, itu tidak dapat diterima. Dengan alasan, bahwa yang dibutuhkan<br />

dalam peperangan adalah kekuatan dan kejelian dalam pertempuran, dan<br />

itu kembali kepada usia baligh. Adapun yang dimaksud dengan<br />

pendengaran di sini adalah pemahaman, dan hal itu kembali kepada<br />

tamyiz (kemampuan untuk membedakan). Imam Al Auza'i telah<br />

menguatkan pendapat tersebut dengan <strong>hadits</strong>, "Perintahkan mereka untuk<br />

shalat pada umur 7 tahun."<br />

j ] «-r ^ (Mengendarai keledai). Yang dimaksud adalah<br />

speciesnya, terlepas dari jantan atau betina. Ibnu Al Atsir menyebutkan<br />

faidah penggunaan kata-kata keledai betina dalam <strong>hadits</strong> ini adalah untuk<br />

menunjukkan bahwa lewatnya seorang perempuan tidak membatalkan<br />

shalat dikarenakan mereka lebih mulia. Ini adalah anak i yang tepat dari<br />

segi teori, hanya saja <strong>hadits</strong> shahih tidak diperuntukkan untuk hal-hal<br />

seperti itu yang akan dibahas pada pasal shalat, msya Allah.<br />

ojit—(Saya hampir) atau mendekati, dan maksud ihtilam adalah<br />

baligh secara syar'i.<br />

Menurut Imam Syafi 1 i, J^- js j; berarti tidak ada penghalang,<br />

karena konteks kalimat tersebut mengindikasikan hal itu. Disamping itu,<br />

Ibnu Abbas meriwayatkan <strong>hadits</strong> ini sebagai dalil bahwa berjalan di<br />

tengah-tengah orang yang sedang shalat tidak membatalkan shalatnya.<br />

Pendapat ini diperkuat dengan riwayat Al Ba/./ar den. m lala/.h, "Dan<br />

Nabi melaksanakan shalat wajib tanpa adu tabir p e n g h , . m g (satrj "<br />

cepat.<br />

•—'•} berarti memakan apa yang disukainya, atau berjalan dengan<br />

^_Lt eui> 'J5Z! U* (Namun tak seorang pun menegur perbuatan saya<br />

itu). Ada yang berpendapat bahwa <strong>hadits</strong> ini membolehkan<br />

mengutamakan kemaslahatan yang penting daripada keburukan yang<br />

ringan, karena berjalan melewati shaf shalat adalah kesalahan ringan,<br />

sedangkan ikut masuk shaf untuk shalat mempunyai kemaslahatan yang<br />

lebih besar.<br />

Dari <strong>hadits</strong> ini, Ibnu Abbas menarik kesimpulan dibolehkan untuk<br />

tidak menegur (mengingkari) karena tidak adanya penghalang. Tapi<br />

bukan berarti larangan untuk mengingkari atau menegur itu disebabkan<br />

mereka sedang melakukan shalat, karena <strong>hadits</strong> ini secara mutlak<br />

menafikan adanya teguran baik sedang shalat maupun setelah shalat. Lagi<br />

pula teguran tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan isyarat.<br />

328 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!