21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

anyaknya perawi yang dapat dipercaya, tetapi Ibnu Shalah menguatkan<br />

pendapat yang menyebutkan bilangan (angka) yang lebih sedikit, karena<br />

yang lebih sedikit adalah yang diyakini.<br />

Arti kata<br />

cabang, bagian, atau perangai.<br />

adalah potongan, tapi maksud kata tersebut adalah<br />

• •<br />

Secara etimologi tL_IiJi berarti perubahan yang ada pada diri<br />

seseorang karena takut melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan<br />

aib. Kata tersebut juga berarti meninggalkan sesuatu dengan alasan<br />

tertentu, atau adanya sebab yang memaksa kita harus meninggalkan<br />

sesuatu. Sedangkan secara terminologi, berarti perangai yang mendorong<br />

untuk menjauhi sesuatu yang buruk dan mencegah untuk tidak memberikan<br />

suatu hak kepada pemiliknya, sebagaimana diriwayatkan dalam<br />

sebuah <strong>hadits</strong>, "Malu itu baik keseluruhannya."<br />

Apabila dikatakan, bahwa sesungguhnya sifat malu merupakan<br />

insting manusia, lalu bagaimana bisa dikategorikan sebagai cabang dari<br />

iman? Jawabnya, bahwa malu bisa menjadi insting dan bisa menjadi<br />

sebuah prilaku moral, akan tetapi penggunaan rasa malu agar sesuai<br />

dengan jalur syariat membutuhkan usaha, pengetahuan dan niat, maka<br />

dari sinilah dikatakan bahwa malu adalah bagian dari iman, karena malu<br />

dapat menjadi faktor stimulus yang melahirkan perbuatan taat dan<br />

membentengi diri dari perbuatan maksiat. Dengan demikain tidak<br />

dibenarkan kita mengatakan, "Ya tuhan aku malu untuk mengucapkan<br />

kata kebenaran atau malu untuk melakukan berbuatan baik, " karena<br />

yang seperti ini tidak sesuai dengan syariat.<br />

Apabila ada pendapat yang mengatakan, "Kenapa hanya malu<br />

yang disebutkan?" Jawabnya, karena sifat malu adalah motivator yang<br />

akan memunculkan cabang iman yang lain, sebab dengan malu seseorang<br />

merasa takut melakukan perbuatan yang buruk di dunia dan akhirat,<br />

sehingga malu dapat berfungsi untuk memerintah dan menghindari atau<br />

mencegah.<br />

Pelajaran Yang dapat diambil<br />

Ibnu Iyad berpendapat, "Semua orang telah berusaha untuk<br />

menentukan cabang atau bagian iman dengan ijtihad. Karena menentukan<br />

hukumnya secara pasti sangat sulit untuk dilakukan. Tetapi tidak berarti<br />

keimanan seseorang akan cacat bila tidak mampu menentukan batasan<br />

tersebut secara terperinci."<br />

FATHUL BAARI — 87

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!